Lagi-lagi aku menangis. Lagi-lagi kubuang air mataku ini
untuk menangisi ulahmu yang tak ada habisnya. Lagi-lagi kau menyayat hatiku.
Tanpa sengaja kubaca pesan singkatmu dengan seorang wanita
yang aku tak tau siapa. Pesan yang cukup Intens untuk dua orang yang baru saja
saling mengenal menurutku. Tentu saja aku terbakar cemburu ketika melihatnya.
Kita sangat dekat, walaupun tak ada status diantara kita. Dan tentu saja aku
tak ingin kau didekati oleh wanita lain selain aku; aku tak mau kehilanganmu.
Hari itu kau datang padaku, meminta maaf atas apa yang
terjadi dan menjelaskan semuanya. Bahwa dia hanya teman biasa, tidak lebih.
Pesan singkat yang kubaca hanya pesan biasa untuk seorang teman. Dan lagi-lagi
aku percaya semua kata-katamu. Aku kembali tenang dan merasa kami masih dan
akan tetap baik-baik saja.
Tunggu, kami? Siapa yang disebut kami disini? Tak pernah ada
penyatuan, tak pernah ada ikatan, tak pernah ada hubungan. Yang ada hanya dua
orang bodoh yang membuang-buang waktu,tenaga,perasaan untuk sebuah hubungan
yang tak jelas. Jangan kalian kira aku bahagia dan puas dengan keadaaan. Tidak,
aku juga bisa berontak.
Dihari yang sama saat kau menjelaskan apa yang terjadi
denganmu dan wanita yang ada di pesan singkatmu itu, aku kembali mempertanyakan
kami,kita, aku dan kau. Aku memang berwatak bawel dan tak bisa pasrah dengan
keadaan. Hal itu yang selalu menjadi alasanmu meragu padaku.
Lagi-lagi kau menjelaskan secara perlahan apa yang kau
alami, situasimu yang sangat sulit untuk memilih. Kau baru beberapa minggu
putus dengan kekasihmu, dan kau langsung memperkenalkanku sebagai kasih barumu?
Kau akan sangat jahat jika melakukan itu. Tapi memang kenyataannya begitu
bukan? Aku benci kemunafikanmu, acting yang
seolah kau pria yang sangat baik. Aku hampir meledak, namun dengan
tatapan tajammu itu kau bungkam aku. Kau
genggam jemariku sembari meminta pemaklumanku. Dan untuk kesekian kalinya aku membisu.
Ku akui waktu kita memang tidak tepat. Namun aku tak bisa
selamanya menunggu bukan? Aku sudah lelah sekian lama kau sembunyikan. Setelah
kau dan kekasihmu berakhir , apa lagi alasanmu untuk menyembunyikanku? Kau tak
tau bagaimana rasanya menjadi penghalang hubungan orang lain, aku tak pernah
menginginkannya. Sejujurnya aku juga merasa bersalah saat kau mengatakan kau
putus dengan kekasihmu karena aku. Aku terlihat sangat jahat, padahal aku tak
pernah sedikitpun memintamu melakukannya. Ya, andai aku yang jadi kekasihmu itu,
aku akan sangat membenci aku. Bahkan ingin kutampar wajah perempuan itu karena
merebut kekasihku. Bayangkan wanita yang disakiti itu aku. Arrrgghhh. . dan lagi-lagi aku luluh, memaklumi semuanya. Aku
mengorbankan diriku lagi untuk tetap menunggu hingga situasi tepat, masih tetap
disembunyikan.
Saat aku dan kau tengah bersitegang membicarakan masalah ini
ditengah ricuhnya ruang tunggu di Bioskop duapuluh satu, operator bioskop memutarkan
lagu Afgan berjudul Jodoh Pasti Bertemu yang akhirnya mengalun keseluruh
bioskop. Dengan lebut tangan kirimu menggenggam jemariku dan tangan kananmu
membelai kepalaku sambil berbisik.
“diamlah sebentar, dengarkan lagunya. Resapi lirik
didalamnya.”
Aku mengangguk pelan, mendengarkan lagu yang belum pernah
kudengarkan sebelumnya itu. Larut dalam setiap liriknya, berusaha tetap fokus
mendengarkan ditengah ramainya orang disekitar.
Lagu selesai dimainkan. Aku terdiam. Lirik didalam lagunya
seolah menikam, penulis lagunya seolah sangat mengerti apa yang terjadi, dan
memberikan solusi untuk mereka yang masih setia menunggu sesuatu yang tak
pasti. Sama seperti yang ku alami, dan sekarang akhirnya aku mengerti.
“Sudah selesai? Kurasa itu cukup untuk membuatmu tenang dan
mengerti, dan tidak akan bersikap kekanakan seperti ini lagi.”
Siang itu , satu lagu lagi menjadi playlist disetiap
tidurku, menjadi satu lagu kenangan atas dirinya yang tak mungkin ku lupa saat
lagu itu terngiang ditelingaku,
sebuah inspirasi untuk
menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, termasuk jodoh. Sekeras apapun
memaksakan, dua orang yang tak berjodoh tak akan mungkin bersatu. Dan jika
memang berjodoh, tanpa ditunggupun dia akan datang. Berhentilah mengharapkan
seseorang untuk hadir disismu, janji Tuhan akan pendamping itu pasti, cukup
pantaskan diri untuk dia Jodohmu nanti.
Ku tau tak mudah,
menjadi yang kau pinta. .
Ku pasrahkan hatiku. .
Takdir kan
menjawabnya. .
Jika aku bukan
jalanmu, ku berhenti mengharapkanmu. .
Jika aku memang
tercipta untukmu, ku kan memilikimu. .
Jodoh Pasti Bertemu. .
. (Afgan- Jodoh Pasti Bertemu)
Dari wanita simpananmu, yang menginkan berjodoh denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar