'Ditinggal pergi saat lagi cinta-cintanya' hal lucu dan tabu yang dulunya selalu kutertawakan.
Kenapa harus pergi saat ada orang yang begitu tulusnya mencintai kita?
Bukankah tak ada hal yang lebih menyenangkan selain dicintai dengan begitu dalam oleh pasangan kita?
Untuk apa berpaling dan mengakhiri kisah yang adem ayem tanpa masalah.
Kolot. Aku terlalu polos dan belum tahu apa-apa mengenai cinta.
Yang ku tahu cinta itu indah.
Dua orang saling menyayangi jika tak ada masalah berarti akan tetap bersama. Kalaupun ada masalah besar, akan diselesaikan bersama hingga menemukan titik terang.
Tak ada tuh yang namanya pergi disaat cinta-cintanya.
Dan untuk kesekian kalinya, kepolosanku ini membawaku pada petakaku sendiri. Lagi, kukuhku pada penilaianku sendiri membawaku pada tangis.
Iya, dia yang kucintai setulus hati akhirnya pergi tanpa alasan yang pasti.
Membuatku terpaksa melepaskan disaat aku sedang menggenggam erat.
Perlahan jarang terdengar kabar, lalu lambat laun menghilang. Mengurangi intensitas pertemuan denganku, hingga membiarkanku benar-benar sendiri.
Meninggalkanku disaat aku lagi cinta-cintanya.
Tetapi salahkah jika percaya mereka yang mencintai pasangannya akan dicintai dengan kadar yang sama?
Egoiskah jika yakin bahwa cinta yang hampir pudar masih bisa dipertahankan dan akan kembali bersinar?
Bodohkah jika mengharap ketulusan akan membuat ia tidak pergi?
Ahh sudahlah, sekeras apapun aku menggenggam nyatanya sekeras itu pula kau berusaha untuk melepaskan.
Buat apa berjuang mengingatkan masalalu bersamamu,namun kau melupakannya dan berlalu begitu saja.
Untuk apa tulus mencintaimu, namun kau tak pernah mau tahu.
Untukmu yang meninggalkanku disaat aku lagi cinta-cintanya,
Semoga tak kau rasakan sakitnya ditinggalkan saat kau menaruh begitu banyak harapan.
Semoga kau lebih bisa menggunakan hatimu untuk berpikir dan merasa.
Semoga kau bisa menghargai arti ketulusan.
Semoga kan kau dapati hati yang tulus mencintaimu, lebih dari aku.
Dan semoga suatu saat nanti kau merindukan betapa aku mempertahankanmu, tetapi aku sudah tak sebodoh itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar