Untukmu yang semakin menjauh..
Rindu.
Ya, aku sangat merindukan sosokmu. Aku rindu senyumanmu, tingkah lakumu, saat saat bersamamu, dan kalimat kalimat lucu dalam blackberry messenger yang kau kirimkan setiap harinya padaku.
Aku rindu caramu merajuk jika aku terlambat membalas chat mu. Tingkah konyolmu rela begadang dan bertaruh hanya demi tim kesayanganmu bertanding sepak bola.
Aku rindu ucapan selamat malam dan selamat pagi dengan emot alay yang selalu kau kirimkan.
Aku rindu chat singkatmu untuk sekedar mengingatkanku sholat.
Aku rindu berdebat denganmu hanya karna aku menyukai Lionel Messi dan kau sangat mendukung tim rivalnya, Jerman.
Aku rindu tatapan tajammu yang menatapku dari kejauhan saat tak kuhiraukan sosokmu.
Aku rindu bercanda denganmu menertawakan hal hal kecil yang kita alami.
Aku rindu berbagi kisah, rahasia, beban bersamamu.
Dan masih banyak kerinduanku atas sosokmu yang tak bisa kusebutkan satu persatu.
Memang segala sesuatu yang ada didunia ini hanya sementara. Termasuk kebersamaan bersamamu.
Aku tak tahu apa yang telah mengubahmu, apa yang telah menjauhkanmu, apa yang telah membuatmu seperti ini.
Seseorang yang baru?
Mungkin.
Aku yakin saat ini pasti ada orang lain yang mengisi hari-harimu.
Ya, dia yang namanya kini menjadi chat teratas dihandphonemu.
Menemanimu mengobrol disela-sela waktumu bekerja.
Pikirkan saja, mana mungkin orang sepertimu betah sendirian tanpa ada lawan dalam obrolan santai di blackberry messenger mu.
Aku mengenal sosokmu, dan aku yakin kamu memang berubah untuk menjauh.
Aku sadar sosok sepertimu mana mau menjadi temanku.
Seorang wanita yang tak punya apapun untuk dibanggakan.
Sangat jauh dari apa yang kamu inginkan.
Lambat laun aku terbiasa memendam semua rasa sakit ditinggal tanpa alasan seperti ini.
Aku sudah kebal jika chat dariku tak kau gubris, atau kau anggurkan berjam jam lalu kau baca tanpa kau balas.
Padahal ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu tentang hidupku yang terlalu banyak berubah.
Banyak tragedi yang terjadi padaku yang tak bisa kusimpan sendiri.
Dan ya, aku memerlukanmu, aku perlu support darimu.
Namun sepertinya kau terlalu sibuk dengan hidupmu dan telah menarohku dibarisan belakang.
Apapun masalahku, bebanku, deritaku, kau tak tahu menahu.
Untukmu yang tak hentinya ku rindukan.
Dalam diamku aku selalu mencari sosokmu.
Membuka akun sosial mediamu sepertinya sudah menjadi aktivitas rutinku.
History percakapan masalalu denganmu di blackberry messengerku menjadi pengantar tidur disetiap malamku.
Aku mempertahankan setiap kenangan bersamamu agar kiranya berkurang rasa sakit atas pengabaian tanpa sebab ini.
Bodoh? Tentu saja.
Buat apa menangisi orang yang tak pernah memperdulikanmu?
Untuk apa 5 kali dalam sehari kamu menyebut namanya disetiap akhir sholatmu, sedangkan tak sekalipun ia mendoakanmu?
Tapi inilah hati.
Sebanyak apapun logika mematahkan, ia tetap kukuh.
Seberapa keras kamu mencoba melepaskan, sekeras itulah aku akan menggenggam.
Karna satu yang aku yakini, ketulusan akan berbuah manis, hanya menunggu waktu. Bersabarlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar