Untuk seseorang yang menganggap aku telah melupakannya. .
Alasanku menyukai tanggal 13 karena pada tanggal itu kita merayakan ulang tahun bersama. Ulang tahun kita berada pada bulan yang sama dan hanya terpaut beberapa hari. Bersama kita membuat keputusan untuk merayakan ulang tahun bersama setiap tanggal 13. Kita bertemu, makan malam bersama, saling bertukar hadiah dan berbicara tentang apa yang telah kita lewatkan selama beberapa bulan kita tidak bertemu.
Aku ingat semuanya.
Aku tidak melupakannya.
Memang aku berusaha tidak menunjukkannya. Aku diam tapi aku mengingatnya.
Aku tidak melupakannya.
Memang aku berusaha tidak menunjukkannya. Aku diam tapi aku mengingatnya.
Aku kecewa melihat semua kicauan disosial mediamu yang mengatakan bahwa aku telah berubah. Aku menjadi sesosok wanita yang kejam dan jahat dimatamu. Aku melupakanmu semudah mengucapkan kata melupakan.
Biar ku beritahu, tidak ada niat untuk melupakan. Aku menghilang bukan berarti aku lupa semuanya. Aku merasa tidak pantas untukmu, selama tiga tahun bersamamu aku tidak menemukan titik kecocokan diantara kita.
Wahai kau tuan egois.
Sosokmu tak pernah kuduga akan menyukaiku. Aku ingat waktu pertama kali kamu datang untuk mendekatiku,saat itu beberapa hari setelah perpisahan kelas 3 SMP.
Dengan polosnya kamu mengatakan hal yang kau pendam setelah kita lulus dan mungkin akan terpisah. Kau tetap bersikeras untuk mencoba menjalaninya.
Sosokmu tak pernah kuduga akan menyukaiku. Aku ingat waktu pertama kali kamu datang untuk mendekatiku,saat itu beberapa hari setelah perpisahan kelas 3 SMP.
Dengan polosnya kamu mengatakan hal yang kau pendam setelah kita lulus dan mungkin akan terpisah. Kau tetap bersikeras untuk mencoba menjalaninya.
Kita masih sama-sama anak kecil yang belum mengerti sepenuhnya apa itu cinta dan pacaran. Kita membuat taruhan konyol jika kita bertemu didalam satu SMU ,aku akan mengiyakan permintaanmu untuk menjadi pacarmu.
Ternyata kita terpisah. Aku ingat kau menelponku dan memarahiku habis-habisan ketika aku memilih kelas percepatan dan melepas kesempatan untuk bersekolah di SMU yang sama denganmu diluar kota. Aku meyakinkanmu untuk bisa menungguku dikota yang sama setelah aku menyelesaikan studiku selama 2 tahun disini,untuk sementara kita berpacu dalam waktu dan jarak tanpa tahu apa yang kita jalani.
Selama 2 tahun kita menjalani hubungan tanpa status jarak jauh. Aku menyebutnya seperti itu karena memang tak ada status diantara kita dan kita memang terpisah
jarak.
Selama 2 tahun itu aku mulai merasa waktu dan jarak mengikis semuanya. Janji yang kita buat semasa SMP tampaknya sudah tidak berlaku lagi.
jarak.
Selama 2 tahun itu aku mulai merasa waktu dan jarak mengikis semuanya. Janji yang kita buat semasa SMP tampaknya sudah tidak berlaku lagi.
Kau mungkin tidak tahan untuk berjauhan. Kaupun tentunya memiliki kekasih yang satu kota denganmu. Diawal-awal setiap harinya kudapati pesan singkat darimu yang menjadi pengganti hadirmu. Namun lambat laun kau menghilang berbulan-bulan dan akhirnya datang tiba-tiba. Sungguh aku bingung dengan sikapmu dan terus terang aku merasa menjadi beban untukmu. Betapa kau ingin pergi namun kita terikat janji.
2 tahun tanpa kebersamaan itupun memiliki beberapa kenangan indah. Yang paling ku suka adalah ulang tahunku ditahun kedua kita bersama.
Kau hampir 3 bulan tidak pernah memberi kabar padaku. Tentu saja aku mengira kau sudah lelah dan ingin meakhiri semuanya,tetapi tak sampai hati untuk mengatakannya.
Bahkan pesan singkatku yang berisi ucapan ulang tahunmu pun tak kau gubris,bagaimana bisa aku berharap kau akan memberiku surprise di hari ulang tahunku?
Ternyata aku salah, seminggu setelah ulang tahunku kau datang mengetok pintu rumahku. Membawa boneka dan sebuah cupcake dengan lilin yang menyala. Aku tak pernah mengira kau yang berada di luar kota tiba-tiba pulang hanya untuk memberiku kejutan.
Ya,kau selalu pandai untuk menyambung kembali tali yang hampir putus. Disaat aku berfikir kita telah berakhir,kau datang untuk membuktikan bahwa ini belum berakhir.
Kau hampir 3 bulan tidak pernah memberi kabar padaku. Tentu saja aku mengira kau sudah lelah dan ingin meakhiri semuanya,tetapi tak sampai hati untuk mengatakannya.
Bahkan pesan singkatku yang berisi ucapan ulang tahunmu pun tak kau gubris,bagaimana bisa aku berharap kau akan memberiku surprise di hari ulang tahunku?
Ternyata aku salah, seminggu setelah ulang tahunku kau datang mengetok pintu rumahku. Membawa boneka dan sebuah cupcake dengan lilin yang menyala. Aku tak pernah mengira kau yang berada di luar kota tiba-tiba pulang hanya untuk memberiku kejutan.
Ya,kau selalu pandai untuk menyambung kembali tali yang hampir putus. Disaat aku berfikir kita telah berakhir,kau datang untuk membuktikan bahwa ini belum berakhir.
Lalu ditahun ketiga. Akhirnya kita berada di kota yang sama. Aku melanjutkan kuliahku,sedangkan kau masih duduk dikelas 3 SMA. Kupikir cobaan kita telah berakhir dan sudah saatnya kita memetik hasil dari kesabaran kita. Semakin dekat jarak diantara kita,semakin kentara ketidak cocokan yang ada. Baru bulan pertama,sudah kurasakan betapa egomu masih begitu tinggi. Pertengkaran diantara kita semakin menjadi-jadi. Sifatmu yang kasar itu membuatku tidak betah dan memutuskan untuk benar-benar pergi dan berpaling hati.
Memang awalnya tak ada maksud untuk mengakhiri perjuangan selama hampir 3 tahun untuk sesuatu yang baru dan tak kutahu pasti. Tapi dia yang baru kurasa mampu membuatku lebih nyaman. Akhirnya aku terlalu asik dengan dunia baruku tanpa memerdulikanmu yang kurasa pantas untuk mendapatkannya.
Usahaku untuk tidak mengatakan bahwa aku memiliki kekasih padamu akhirnya terkuak tanpa sengaja.
Tuhan punya caranya sendiri untuk membongkar sebuah kebohongan.
Tak direncanakan kita bertemu di bioskop, kau dengan temanmu dan aku dengan kekasih baruku.
Dari tatapanmu terlihat kau marah besar,tapi kau menahannya.
Kau menegurku sebentar lalu membiarkanku berlalu.
Tapi aku sangat mengenalmu,mustahil rasanya kau tidak marah.
Dan dugaanku benar,selang beberapa jam dari peristiwa itu kau mencurahkan semuanya di akun sosial media milikmu hingga akhirnya memenuhi kotak masuk dihandphoneku.
Tuhan punya caranya sendiri untuk membongkar sebuah kebohongan.
Tak direncanakan kita bertemu di bioskop, kau dengan temanmu dan aku dengan kekasih baruku.
Dari tatapanmu terlihat kau marah besar,tapi kau menahannya.
Kau menegurku sebentar lalu membiarkanku berlalu.
Tapi aku sangat mengenalmu,mustahil rasanya kau tidak marah.
Dan dugaanku benar,selang beberapa jam dari peristiwa itu kau mencurahkan semuanya di akun sosial media milikmu hingga akhirnya memenuhi kotak masuk dihandphoneku.
Kau memang begitu kekanak- kanakan. Sifatmu yang itu memang sepertinya tertanam kuat dalam dirimu. Syukurlah ada sedikit kemauanmu untuk berusaha mengubahnya walau dengan berbagai persyaratan yang harus kuturuti.
Kau memintaku untuk memberikan waktu agar kau bisa merubah sifatmu yang tak kusuka itu,lalu aku harus melepaskan kekasihku yang baru jika kau berhasil melakukannya.
Aku menyetujuinya.
Aku menyetujuinya.
Namun mengubah sifat yang sepertinya mendalam didiri seseorang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kau gagal,namun kau tetap berbesar hati memintaku untuk tetap bersamamu dan tidak pergi.
Setelah 3 tahun bersamamu, hanya beberapa bulan itulah kita berjalan baik-baik saja. Hanya pada bulan Januari hingga maret dua ribu tiga belas. Saat itu tidak ada pertengkaran yang berarti,terpikirkah kamu? Mengapa setelah 3 tahun menyia-nyiakan waktu baru saat itulah kita bisa saling dewasa untuk bisa bersama?
Sepertinya kita memang tidak berjodoh. Terlalu banyak ujian yang kita lalui agar bisa bersama. Sekeras apapun usaha kita, Tuhan selalu memberikan rintanganNya. Tidakkah kau sadar? Setelah tidak ditakdirkan untuk bersama dalam satu kota selama 2 tahun,lalu Tuhan memberiku penggantimu yang jauh lebih baik, sekarang Tuhan menyuruhmu untuk fokus pada Ujian Nasionalmu dan ujian untuk memasuki universitas.
Akhirnya kita menyerah pada takdir. Kita memutuskan untuk mengakhiri segalanya. Mengakhiri 3 tahun perjuangan bodoh kita untuk sesuatu yang tidak jelas. Tepat pada tanggal tiga belas mei dua ribu tiga belas. Dimana mulai saat itu tak ada perayaan ulang tahun bersama lagi, ya mulai sekarang aku harus mempersiapkan diri untuk tiga belas mei ditahun depan tanpamu. Kuharap keputusan kita tak berakhir dengan penyesalan. Kau akan melanjutkan kuliah diluar kota dan aku akan tetap disini.
Aku baru tahu apa itu arti kehilangan dan apa itu arti kehadiran seseorang saat ia pergi dan tak akan kembali.
Aku bersamamu selama 3 tahun dan baru hari itu aku merasa kau sangat berarti.
Aku tidak mau kehilanganmu. Aku tidak ingin kau pergi.
Tapi tak ada yang bisa membuatmu tetap disini.
But,at last kisah ini menambah satu pelajaran lagi untukku, bersyukur atas apa yang kita punya dan menerima apa adanya ia.
Aku bersamamu selama 3 tahun dan baru hari itu aku merasa kau sangat berarti.
Aku tidak mau kehilanganmu. Aku tidak ingin kau pergi.
Tapi tak ada yang bisa membuatmu tetap disini.
But,at last kisah ini menambah satu pelajaran lagi untukku, bersyukur atas apa yang kita punya dan menerima apa adanya ia.
Hai tuan egois.
Bagaimana bisa cerita serinci itu dikatakan sebagai melupakan?
Lain kali belajarlah untuk memilih kata-kata. Kau tahu persis hukuman apa yang didapat jika terjadi penuntutan oleh pihak yang tidak senang atas ucapan orang lain, semua tertulis lengkap dalam pasal-pasal yang kau pelajari dalan kuliahmu bukan?
Bagaimana bisa cerita serinci itu dikatakan sebagai melupakan?
Lain kali belajarlah untuk memilih kata-kata. Kau tahu persis hukuman apa yang didapat jika terjadi penuntutan oleh pihak yang tidak senang atas ucapan orang lain, semua tertulis lengkap dalam pasal-pasal yang kau pelajari dalan kuliahmu bukan?
Bagaimanapun kehidupanku sekarang aku tak akan lupa pada sosokmu yang menemaniku selama 3 tahun lamanya.
Sifatmu yang kasar,egois,dan penuh gengsi itu akan selalu ku ingat. Betapa aku pernah tertawa akan lawakan stand-up comedy mu yang garing, dan pernah menangis terharu atas kejutan yang tak pernah kuduga.
Betapa kita pernah begitu lucu dan berani mentang takdir Tuhan, hingga akhirnya mengalah pada takdir itu.
Sifatmu yang kasar,egois,dan penuh gengsi itu akan selalu ku ingat. Betapa aku pernah tertawa akan lawakan stand-up comedy mu yang garing, dan pernah menangis terharu atas kejutan yang tak pernah kuduga.
Betapa kita pernah begitu lucu dan berani mentang takdir Tuhan, hingga akhirnya mengalah pada takdir itu.
Sekarang,bisakah kau tarik kata-katamu lagi? Sudah hampir setahun,saatnya kita harus saling mengikhlaskan satu sama lain. Menerima kenyataan yang ada.
Kudengar,kau mendapatkan kekasih yang merupakan sahabatku sendiri sewaktu SMP. Aku turut bahagia mendengarnya,semoga dia lah sesungguhnya takdirmu. Bersikaplah dewasa dan jadilah seorang pengusaha sukses yang kau cita-citakan sejak dulu.
Satu hal yang harus kamu ingat, aku tak akan pernah melupakanmu.
Sosok yang membuatku berjuang mengarungi waktu, serta berani melawan takdir dari Tuhan agar bisa bersatu.
Sosok yang membuatku berjuang mengarungi waktu, serta berani melawan takdir dari Tuhan agar bisa bersatu.
Dari seseorang yang pernah berjuang bersamamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar