Ketika itu kamis tengah malam, mataku sudah hampir tertutup tak tahan menahan kantuk.
Sudah 2 jam lamanya aku duduk dibangku putih ruang gawat darurat rumah sakit ini.
Menunggu keputusan dokter untuk memindahkan keponakanku yang terbaring lemah ke ruang perawatan.
Sudah 2 jam lamanya aku duduk dibangku putih ruang gawat darurat rumah sakit ini.
Menunggu keputusan dokter untuk memindahkan keponakanku yang terbaring lemah ke ruang perawatan.
Tak ada rasa nyaman sedikitpun berada disini.
Bunyi ambulance berulang kali terngiang.
Pasien datang silih berganti.
Rumah sakit ini ramai sekali, manusia sepertinya suka untuk sakit.
Mereka hobi untuk memperbanyak pekerjaan dokter yang sedari tadi terlihat tampak lelah.
Bunyi ambulance berulang kali terngiang.
Pasien datang silih berganti.
Rumah sakit ini ramai sekali, manusia sepertinya suka untuk sakit.
Mereka hobi untuk memperbanyak pekerjaan dokter yang sedari tadi terlihat tampak lelah.
Akhirnya kami pindah keruang perawatan.
Ruangan yang sangat sederhana.
Kami tidak mempunyai pilihan lain karena hanya ruangan ini yang tersisa.
Sungguh aku semakin tidak betah berlama-lama berada disini.
Sampai saat pertama kali kulihat seorang pria berkacamata dengan stetoskop dan jas putih khasnya masuk ke dalam ruangan dan memeriksa kondisi keponakanku.
Seorang dokter muda yang sedang menempuh masa koas sebelum mendapatkan gelar dokter sesungguhnya.
Pria berusia sekitar dua puluh tahun atau lebih.
Ia berjalan memasuki satu per satu kamar pasien untuk mengecek keadaannya.
Seorang dokter muda yang sedang menempuh masa koas sebelum mendapatkan gelar dokter sesungguhnya.
Pria berusia sekitar dua puluh tahun atau lebih.
Ia berjalan memasuki satu per satu kamar pasien untuk mengecek keadaannya.
Mataku seperti tak bisa lepas melihatnya.
Setiap gerakannya terlihat mengagumkan.
Tutur katanya yang halus dan sopan sangat nyaman untuk didengar.
Terakhir,tentu saja ia sangat suka anak-anak.
Setiap gerakannya terlihat mengagumkan.
Tutur katanya yang halus dan sopan sangat nyaman untuk didengar.
Terakhir,tentu saja ia sangat suka anak-anak.
Ahh Tuhan.
Bukankah didunia ini tidak ada yang sempurna?
Mengapa ia begitu mempesona?
Mungkin ia tidak sempurna, namun ia lah sosok yang sempurna dalam pencarianku.
Sosok laki-laki dalam impianku yang berwujud nyata.
Terbesit sebuah angan dibenakku.
Bisakah kudapatkan ia Tuhan?
Bolehkah ia yang menjadi penghibur hatiku yang hampir koyak karena penghianatan masalaluku?
Bukankah didunia ini tidak ada yang sempurna?
Mengapa ia begitu mempesona?
Mungkin ia tidak sempurna, namun ia lah sosok yang sempurna dalam pencarianku.
Sosok laki-laki dalam impianku yang berwujud nyata.
Terbesit sebuah angan dibenakku.
Bisakah kudapatkan ia Tuhan?
Bolehkah ia yang menjadi penghibur hatiku yang hampir koyak karena penghianatan masalaluku?
Aku tak berani banyak bermimpi.
Ia terlalu sempurna bagiku.
Namun tak ada salahnya untuk mengagumi bukan?
Toh tak ada yang dirugikan ketika kau hanya mengamatinya dari jauh, tersenyum melihat tingkahnya, dan berangan sendiri.
Namun tak ada salahnya untuk mengagumi bukan?
Toh tak ada yang dirugikan ketika kau hanya mengamatinya dari jauh, tersenyum melihat tingkahnya, dan berangan sendiri.
Aku menikmati keadaan ini.
Sudah lama rasanya aku tak pernah merasakan rasanya menyukai seseorang.
Setelah luka yang cukup dalam di masalalu,aku menutup rapat-rapat hatiku untuk siapapun.
Aku terlalu takut untuk menyayangi seseorang dengan tulus, namun nantinya orang itu akan pergi dan membiarkan kita tersiksa sendiri.
Aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan bahwa rasa itu dapat berubah seiring waktu.
Aku terlalu takut untuk dikhianati lagi.
Setelah luka yang cukup dalam di masalalu,aku menutup rapat-rapat hatiku untuk siapapun.
Aku terlalu takut untuk menyayangi seseorang dengan tulus, namun nantinya orang itu akan pergi dan membiarkan kita tersiksa sendiri.
Aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan bahwa rasa itu dapat berubah seiring waktu.
Aku terlalu takut untuk dikhianati lagi.
Entah kenapa orang ini berbeda dengan yang lainnya.
Aku tak mengenalnya sama sekali.
Aku bahkan tidak tau siapa namanya.
Aku tak tahu apakah ia sudah memiliki kekasih atau tidak.
Aku hanya mengamatinya dari kejauhan tanpa berani mendekat.
Aku tak mengenalnya sama sekali.
Aku bahkan tidak tau siapa namanya.
Aku tak tahu apakah ia sudah memiliki kekasih atau tidak.
Aku hanya mengamatinya dari kejauhan tanpa berani mendekat.
Aku pasti sudah gila.
Bagaimana bisa aku membuka hati untuk orang yang tak kukenal?
Aku terlalu yakin dialah orang yang tepat tanpa tahu apa yang ia rasa.
Aku terlalu yakin hingga lupa bahwa aku bisa bertepuk sebelah tangan.
Bagaimana bisa aku membuka hati untuk orang yang tak kukenal?
Aku terlalu yakin dialah orang yang tepat tanpa tahu apa yang ia rasa.
Aku terlalu yakin hingga lupa bahwa aku bisa bertepuk sebelah tangan.
Hingga dihari ketujuh pengamatan dari jauhku.
Aku memutuskan untuk memberanikan diri menyapanya.
Aku mengabaikan rasa maluku .
Ku sapa ia dan kuberi senyuman terbaikku.
Ia menghentikan langkahnya lalu membalas senyumku.
Senyum simple yang tersungging dari bibirnya.
Sebentar,namun aku menikmatinya.
Diwaktu yang singkat itu aku melihat papan nama yang menempel pada jas putihnya,ya akhirnya aku tahu namanya.
Selama seminggu mengamati dari jauh,akhirnya aku bisa tahu siapa nama orang yang saat ini kukagumi.
Tahu namanya saja sudah membuatku puas.
Aku memutuskan untuk memberanikan diri menyapanya.
Aku mengabaikan rasa maluku .
Ku sapa ia dan kuberi senyuman terbaikku.
Ia menghentikan langkahnya lalu membalas senyumku.
Senyum simple yang tersungging dari bibirnya.
Sebentar,namun aku menikmatinya.
Diwaktu yang singkat itu aku melihat papan nama yang menempel pada jas putihnya,ya akhirnya aku tahu namanya.
Selama seminggu mengamati dari jauh,akhirnya aku bisa tahu siapa nama orang yang saat ini kukagumi.
Tahu namanya saja sudah membuatku puas.
Setelah seminggu berada dalam fantasi,akhirnya otak ku mampu berpikir jernih.
Aku menyadari bahwa semuanya sudah tidak realistis.
Aku tidak boleh terlalu jauh masuk dalam kegilaan ini.
Kita sudahi saja khayalan gila ini dan mulailah menghadapi kenyataan.
Aku menyadari bahwa semuanya sudah tidak realistis.
Aku tidak boleh terlalu jauh masuk dalam kegilaan ini.
Kita sudahi saja khayalan gila ini dan mulailah menghadapi kenyataan.
Namun Tuhan punya rencananya sendiri yang tak pernah diduga.
Di hari terakhir saat keponakanku akan meninggalkan rumah sakit sebuah keajaiban yang tak pernah kuduga sebelumnya datang.
Saat aku berpikir semua ini hanya angan yang tak mungkin terwujud, Tuhan membukakan jalan untuk mewujudkannya.
Ia datang menghampiriku lalu memberikan pulpenku yang hilang disertai secarik kertas dan mengucapkan salam perpisahan padaku.
Saat aku berpikir semua ini hanya angan yang tak mungkin terwujud, Tuhan membukakan jalan untuk mewujudkannya.
Ia datang menghampiriku lalu memberikan pulpenku yang hilang disertai secarik kertas dan mengucapkan salam perpisahan padaku.
Hanya melalui hal sespele itu, mimpi dan khayalanku terwujud.
Sepuluh hari aku mengamati sosoknya dari kejauhan tanpa berani mendekatinya.
Dari kejauhan aku hanya bisa menghayalkan sosoknya sebagai gambaran jodohku kelak.
Dalam diam, tanpa banyak berani berharap, Tuhan memberi kuasanya.
Aku cukup tahu diri siapa aku dan siapa dia.
Namun dalam suatu hubungan,Tuhan tidak menciptakan kasta.
Jika dua insan saling mencinta, maka ia akan bersama.
Fana atau selamanya, itu bagian dari rencana Tuhan yang lain.
Sepuluh hari aku mengamati sosoknya dari kejauhan tanpa berani mendekatinya.
Dari kejauhan aku hanya bisa menghayalkan sosoknya sebagai gambaran jodohku kelak.
Dalam diam, tanpa banyak berani berharap, Tuhan memberi kuasanya.
Aku cukup tahu diri siapa aku dan siapa dia.
Namun dalam suatu hubungan,Tuhan tidak menciptakan kasta.
Jika dua insan saling mencinta, maka ia akan bersama.
Fana atau selamanya, itu bagian dari rencana Tuhan yang lain.
Terima kasih Tuhan.
Kau membalas penantianku dengan sempurna.
Kau beri pengganti yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Dari hanya angan belaka, kau beri aku kebahagiaan yang nyata.
Akhirnya aku percaya, bahwa setelah tangis,akan ada bahagia.
Meski aku tau mungkin suatu saat kami akan berpisah, tapi untuk saat ini aku yakin.
Bahwa aku melakukan hal yang benar.
Aku membukakan hati untuk orang yang tepat.
Kau membalas penantianku dengan sempurna.
Kau beri pengganti yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Dari hanya angan belaka, kau beri aku kebahagiaan yang nyata.
Akhirnya aku percaya, bahwa setelah tangis,akan ada bahagia.
Meski aku tau mungkin suatu saat kami akan berpisah, tapi untuk saat ini aku yakin.
Bahwa aku melakukan hal yang benar.
Aku membukakan hati untuk orang yang tepat.
Hai laki-laki dibalik stetoskop dan jas putih kebanggannya.
Kau seseorang yang tak pernah kuduga.
Betapa perkenalan aneh kita yang diluar rencana.
Dengan lucunya kau memberikan secarik surat berisi pernyataanmu tentangku, serta menuliskan pin blackberrymu diakhir suratmu.
Lalu,semuanya berjalan seiring waktu hingga saat ini.
Kau seseorang yang tak pernah kuduga.
Betapa perkenalan aneh kita yang diluar rencana.
Dengan lucunya kau memberikan secarik surat berisi pernyataanmu tentangku, serta menuliskan pin blackberrymu diakhir suratmu.
Lalu,semuanya berjalan seiring waktu hingga saat ini.
Semuanya seperti mimpi bagiku dan berharap aku tak akan dibangunkan lagi.
Terima kasih untuk mengubah khayalanku menjadi nyata.
Terima kasih untuk memilihku yang sangat jauh berbeda denganmu.
Terima kasih untuk mengubah khayalanku menjadi nyata.
Terima kasih untuk memilihku yang sangat jauh berbeda denganmu.
"Sebab setelah hujan akan ada pelangi, setelah ada yang pergi, akan ada yang datang tanpa pergi lagi. Aku ingin orang itu selamanya kamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar