Cari Blog Ini

Selasa, 16 Oktober 2012

From Bali To Love


FANFICTION

TITLE : FROM BALI TO LOVE
GENRE : ROMANTIC STORY
AUTHOR : ANY CULLEN
EDITOR : AUTUMN MELODIS
CAST :                                    
·         Justin Bieber as Justin
·         Selena Gomez as Selena
·         Ryan Butler as Ryan
OTHER CAST : sherly pratiwi (Original character)
LENGTH : 7 part
AUTHOR NOTE : ff ini ku buat untuk para Beliebers Indonesia. Cerita di dalamnya hanya karangan belaka. Untuk para Selenator maaf disini aku membandingkan Selena kalian dengan tokoh khayalanku. Tapi jangan langsung mencela, bacalah dulu bagaimana akhir ceritanya :D. semoga kalian menyukainya. CTN untuk sarannya. #swag


Ontario, Canada.
23 agustus 2009
9.00pm
Brrrrrrrrrrrrrrr…

Lelah .
Ku guyur tubuhku dengan air, ini membuatku sedikit lebih rileks setelah apa yang kukerjakan beberapa minggu terakhir. Show , undangan mengisi beberapa acara, launching album, jumpa fans, semua telah menjadi kegiatan wajibku kini. Ya, aku sadar sekarang aku menjadi seorang artis,jadi semua itu konsekuensi yang harus kuterima. Dan jujur, aku masih belum terbiasa dengan semua ini.
Ku keringkan rambutku yang basah , dan membiarkan tubuhku mengering. Berpikir sejenak tentang apa yang akan kulakukan.
Kulihat sebuah browser wisata yang terlgeletak di buffet kamar hotelku. Browser wisata ke Bali, Indonesia. Ku ambil i-Pad ku dan menggerakan jemariku menelusuri pencarian di Google tentang Bali. Dan ting..
google menjawab semua jawabanku. Ternyata Bali pulau yang cukup mengesankan, kurasa aku harus pergi kesana untuk membuang penat sebentar. Tentu saja dengan penyamaran, dan aku tau siapa orang yang bisa ku ajak untuk melakukan hal gila ini.
Ku ambil ponselku dan mulai mengetik pesan.
To: Ryan Butler
                +64046616782
Besok datanglah kerumahku. Ada misi rahasia yang harus kita bicarakan.

Bali, Indonesia
26 agustus 2009
9.00am
Kubuka mataku perlahan dan menerawang ke cahaya yang masuk di celah jendela kamar hotel. Ku lihat Ryan sedang asik duduk di depan televisi menyaksikan pertandingan MBA, mungkin salah satu jagoannya sedang bertanding hari ini. Aku berjalan menuju balkon hotel untuk melihat-lihat pemandangan sebentar . semburan angin yang bertiup menerbangkan rambutku. Ini masih pagi namun angin telah bertiup kencang di tepi pantai. Ombak terlihat menantang di bawah sana. Aku yakin aku tak salah memilih lokasi untuk berlibur.
That should be me,, holdin your hand..
That shiuld be me,, makin you laugh,,
You’ve  got a new message.

Kubuka ponselku dan melihat pesan singkat yang masuk dari managerku.

Sender :  Scooter  Brown
                Hei,, kau dimana? Semua orang mencarimu. Kau tiba-tiba saja menghilang dan meminta cuti selama seminggu. Apa yang kau lakukan?


Kubaca pesan itu sesaat. Lalu kumatikan ponselku. Aku tak ingin di ganggu oleh siapapun saat ini, terutama masalah pekerjaan. Ku hampiri Ryan yang sedang asyik di depan televisi.
“Hei, apa kau hanya ingin di depan televisi saja seharian?” tanyaku pada Ryan sambil melemparkan handuk padanya.
“Ahh, kau ini. Mengganggu saja.”
“Ayo mandi dan kita menikmati Bali. Aku yang traktir.”
“Benarkah ?  Tunggu sebentar !” Ryan bangkit dari sofa dan segera berlari menuju kamar mandi.
“ya, cepatlah…”
Aku sadar seseorang tengah memperhatikanku dari jauh, segera kututup pintu menuju balkon hotel dan bersiap-siap untuk pergi.

‘’Ini tidak buruk, misi yang cukup menyenangkan sobat.”kata Ryan sambil meminum Coke nya.
“Tentu..” Aku masih memikirkan tentang pekerjaanku yang kutinggal walau hanya untuk 1 minggu. Dan terutama bagaimana menghadapi mom Pattie  saat aku pulang nanti. Hingga aku tak memperhatikan langkahku yang menabrak seorang wanita.
Dan brukkk….
“Hei, u can see Mr? I’m at here.”Bentaknya sambil membersihkan rok nya yang penuh pasir dan memungut kelapa-kelapa yang jatuh.
“Oh, sorry. I didn’t mean it.” Sungguh, aku benar-benar merasa bersalah pada wanita ini. Aku mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri,tapi ia langsung menepisnya.
“Arrrrggghhh.. Can you open your eyeglass and seeing me?”Matanya mencanangkan kekesalan padaku.
Aku gugup mendengar ucapannya dan apalagi itu, tatapan tajam matanya yang galak. Mana mungkin aku membuka kacamata hitamku disini. Dan menampakkan siapa aku sebenarnya. Itu sama saja bunuh diri.
Beruntung Ryan menyelamatkanku.
“Sorry, we have to go.” Ucap Ryan sambil memberikan beberapa lembar uang ganti rugi kepadanya dan menarikku menjauh dari sana.
Aku tak pernah menyangka, itu kali pertama aku mengulurkan tangan kepada wanita dan ditolak mentah-mentah. biasanya para gadis diluar sana berebut bahkan menangis hanya untuk memegang tangannku. Tapi ini? Tanganku ditepis mentah-mentah. Ia memang sangat aneh,tapi ada sesuatu dari dalam dirinya yang membuatku tak bisa melupakan raut wajahnya. Aku tak pernah berhenti memikirkannya dan berharap akan bertemu dengannya lagi.


2.
Bali, 27 agustus 2009
4.00 pm
Aku semakin tertarik dengan Bali, terutama dengan para gadis disini. Mereka memiliki kecantikan tersendiri, aku bahkan langsung tertarik begitu aku pertama melihatnya. walau aku tak mengetahui namanya dan dimana dia tinggal, aku yakin aku akan bertemu dengannya lagi hari ini. Aku menyewa seorang alih bahasa agar memudahkanku berkomunikasi dengan orang-orang disini.

Lagi, kami menelusuri pantai Kuta dan berharap akan menemukan gadis itu lagi. Syukurlah keberuntungan sedang berada di pihakku. Kami menemukannya, namun aku hanya berani mengamatinya dari jauh.
“pekerja keras.” Komentar Ryan
“hmmm, yeah… bagaimana menurutmu? Aku bisa mendekatinya?”
“dia? Gadis segalak anjing harder itu? kurasa kemungkinannmu hanya 45%.”
“baiklah, kau berani bertaruh? Sungguh aku sangat penasaran dengannya. bantu aku, jika kita berhasil aku janji akan menuruti apa kemauanmu.”
“sungguh?”
“tentu.”jawabku yakin. Tapi ada sedikit keraguan di benakku, kalau saja dia hanya memanfaatkanku dan akan membeberkan segalanya jika ia mengetahui siapa aku sebenarnya.

Kami menghampiri kedainya ketika kami yakin semua pekerjaannya selesai.  Jadi dia tak akan terganggu dengan kedatangan kami.
Aku memberitahukan apa maksudku kepada sang Translator dan ia menyampaikan dengan bahasa Indonesia kepada wanita itu, aku tak tau apa yang di katakannya hingga ia mau menemui kami.
(Percakapan sebenarnya dalam bahasa inggris namun sepertinya terlalu sulit, lebih baik ditulis dalam bahasa Indonesia :D)

“maaf atas yang terjadi semalam.” Ujar ku.
“oh, tak apa. yang lalu biarkan berlalu.”  Jawabnya ramah. Hei , dia sangat ramah dan lembut. Kesanku tentangnya mulai sedikit berubah.
“aku Justin, salam kenal. Ku mohon kau dapat membantuku disini selama seminggu, aku ingin berlibur disini namun aku tak menemukan pemandu wisata yang bisa menemaniku. “
“aku sherly, eh. Kenapa aku?”
“karena kau orang Indonesia pertama yang ku kenal. Dan seperti yang ku ketahui, Indonesia itu orangnya cukup ramah.oh iya, Bahasa Inggrismu cukup hebat. “ucapku. Kurasa dia tak mengenaliku, ini cukup aman kurasa.
“ya, tentu. Jika aku ada waktu aku akan menemanimu. Pelangganku kebanyakan para turis, tentu saja aku harus mahir untuk berbicara dengan Bahasa Inggris. Hei, taukah kau. Kau sangat aneh dengan jaket, kacamata hitam dan topi itu. kau tampak seprti penjahat.” Jawabya dengan jujur.
“terima kasih atas bentuanmu. Aku berharap kita bisa jadi teman baik. Maaf aku tak bisa melepas semua peralatan ini.”
“heeii… kurasa kalian melupakan seseorang disini.” Ucap Ryan, ia terlihat kesal.
“ahaha. Hampir saja lupa, ini Ryan Butler.” Kataku memperkenalkan mereka berdua.
“aku sherly. Hei , taukah kalian sunsets dipantai ini sangat indah. Tujuan orang berkunjung kesini selain ombaknya tentu saja sunsetsnya. Kalian mau lihat?”ajak sherly
“benarkah?tentu.”jawabku dan Ryan kompak.

Dan senjapun berlalu dibalik kegelapan malam.


Bali 28 agustus 2009
03.00pm
Sherly mengajak kami ke sebuah tempat yang juga menjadi salah satu daya tarik kota ini. Tentu saja setelah menunggunya pulang sekolah dan meminta izin kepada ayahnya agar ia tak bekerja hari ini. Aku merasa semakin nyaman dengannya , walaupun singkat . tapi aku tetap khawatir apakah ia masih menyukai berteman denganku jika ia tau siapa aku sebenarnya. Aku ingin mengatakan, tapi aku takut semua itu akan mengganggu liburan dan kebersamaan yang tinggal beberapa hari lagi ini.


3.
Bali,2 September 2009
Ini hari terakhir liburanku, sore ini aku akan kembali lagi ke Kanada dan menjadi Justin Bieber yang sebenarnya.  Seminggu disini sudah sangat membantuku melepas penat yang kupikul .Entah kapan aku akan kembali kesini lagi. Dan tentu saja  ada satu hal yang harus ku beritahu pada sherly saat ini.

Aku mengajak sherly ke pantai, hanya berdua dengannya. Ryan memutuskan  tinggal di hotel  untuk berkemas.  Kami berjalan menyusuri tepi pantai membiarkan ombak kecil membasahi kaki kami yang telanjang. Pantai sangat terik siang ini, namun angin bertiup dengan semilirnya, hingga  menerbangkan rambut sebahu Sherly dan terkibas ke wajahku. Wajahnya terlihat jelas, matanya yang hitam legam menatap lekat padaku. Ia sadar aku sedang menatap wajahnya meskipun aku menggunakan kacamata hitam.
“apa? Kenapa kau menatapku seperti itu? jangan kau kira dengan menggunakan kacamata seperti itu aku tak sadar kau sedang mengamatiku ya.”
“aku tidak mengamatimu. Kau sangat confidence :p.”
“ayolah Justin. Mengaku saja, kau naksir aku ya? Ahahaha..” Sherly tertawa, lesung pipinya semakin dalam.
“ah. Kau ini memang sangat percaya diri.” Ku ambil segenggam pasir dan kulemparkan ke wajahnya. Sekarang wajahnya kotor.
“kau ini.. benar..benar…” Sherly membalas melemparkan pasir namun lemparannya meleset.
“kau payah :P”
“awass kau Justin.” Sherly melompat ke pundakku, melingkarkan tangannya erat-erat di leherku.
“heii, kau curang. Lepaskan aku.. uhukkk..” ia mencengkram leherku hingga aku sulit bernafas.
“akui kalau aku hebat. Baru kulepaskan.” Ia bergantung di pundakku persis seperti seekor monyet yang bergantung di pundak ibunya. Ku jatuhkan diriku ke air.  Membuat tubuh kami berdua basah.
“aku menang. Ayolah kita berdamai. Aku lelah.” Ucapku. Ku tarik tangannya dan membawanya ke tepi pantai. Kami duduk di bawah sebatang pohon kelapa. Meneduhkan diri dari terik matahari.
“sebenarnya aku ingin mengatakan padamu 1 hal.” Ucapku pada sherly.
“oh ya? Apa itu? Kau hari ini kembali ke negaramu  bukan?”
“eh.. iya. Sebentar lagi aku akan pergi ke bandara.”
“wah, semoga aku bisa bertemu kau dan Ryan lagi. Eh .. apa yang ingin kau katakan?”
Aku membuka penutup jaket dan  kacamataku. Menampilkan siapa aku sebenarnya.
“maaf, seharusnya kau melihatku seperti ini dari awal. Inilah ‘real’ Justin Bieber”kataku lirih.
“hei, tampangmu begini ataupun dalam topeng ,kau tetap sama. Kau tetap Justin. “jawabnya dan membuatku sedikit terkejut.
“jadi dari awal kau sudah mengenaliku? Maksudku dari awal kau sudah tahu aku ini seorang penyanyi?”
“heii. Kau bisa menyanyi? Kenapa kau tak bilang dari awal.”jawab Sherly lugu.
 “benarkah?kau tak mengenalku? Kau tak pernah tau siapa itu Justin Bieber?” ucapku. Aku sungguh tak  menyangka ia benar-benar tak mengenal siapa itu Justin Bieber. Ini membuatku tahu akan 1 hal “aku masih tak pantas di sandingkan dengan Michael Jackson”.
“sungguh aku tak tau. Aku memang tak pernah tau apa perkembangan di dunia luar karena aku terlalu sibuk bekerja.”
“Syukurlah aku bertemu orang yang tepat.”  aku semakin yakin bahwa dia benar-benar sosok wanita yang aku cari, namun kami harus berpisah dan mungkin tak akan bertemu lagi.
“makusdmu? Orang yang tepat? Aku masih belum mengerti.” Jawabnya polos.
Aku memberikan kaset dan foto yang telah kutanda tangani sebagai kenang-kenangan kepada Sherly.
“ini agar kau tau siapa aku.”
“ini kau? Keren.” Ia mengamati kaset yang kuberikan padanya.  “thanks. Nanti saat kau kembali aku janji akan menunjukkan padamu bahwa aku telah mengenalmu sebagai artis, jadi aku tak perlu malu seperti  ini. Bukannya aku harus hisreris bertemu dengan seorang artis eh malah artis yang sibuk memperkenalkan siapa dirinya. hehee”
“kau ini memang aneh.” Ku acak-acak rambutnya yang tergerai dan masih basah.
“ Hafalkan semua lagu-lagu ku, nanti kita bernyanyi bersama jika aku kembali.”ucapku.  Aku tak yakin dengan ucapanku sendiri.
 Dia benar-benar orang yang sangat polos dan lugu. Aku percaya dia dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia tentang “ekspedisi rahasia”ku ke Bali bersama Ryan. Dan akhirnya kami harus berpisah. Tapi entah mengapa aku merasa sangat sedih berpisah dengannya. aku takut aku tak dapat memenuhi janjiku sendiri.
“heii,, Justin. Kau mau menetap di Indonesia hah? Kita harus segera ke airport.” Ryan berteriak dari kejauhan dan melambaikan tangannya.
“baiklah. Aku tau. Tunggu!!!”
Ku tatap Sherly dengan lekat. Ku genggam tangannya . Lalu ku bawa ia kedalam pelukanku. Aku takut ia akan marah karena aku lancang memeluknya. Tapi Ia hanya diam,tak berontak ataupun memukulku. Sesaat kemudian aku berlalu. Ku pasang lagi jaket dan kacamataku. Ku lambaikan tanganku dan berjalan menuju Ryan. Sherly masih terpaku di tempat aku memeluknya. Aku tak ingin melepaskan pelukanku dan meninggalkannya disana, tapi itu harus, atau aku akan tertinggal pesawat.
**
Di pesawat aku masih tak bisa berhenti memikirkannya. Tatapan matanya, senyumannya, dan segalanya tentangnya. Kurasa inilah namanya Cinta Pada Pandangan Pertama, benar –benar menghipnotis.
“hei, kita sedang dalam perjalanan kembali. Jangan bilang kau tidak ingin pulang.” Ryan yang sedari tadi disampingku kebingungan melihatku yang melamun dan menawarkan Coke.
“thanks Coke-nya.entahlah.Andai saja aku bisa menetap disini untuk beberapa hari lagi. Aku merasa akan sangat merindukannya.”
“jangan khawatir. Ini, kau masih bisa mengingat wajahnya. Siapa tau suatu saat nanti kau akan kembali ke Bali. Siapa tau…” kata Ryan sembari memberiku photo Sherly yang sedang tertawa bersamaku.
“kau, thanks . aku tak menyangka kau masih sempat membuat kenang-kenangan untukku.” Aku memeluk Ryan dan mengacak-ngacak rambutnya. Dia memang sahabat terbaikku.
Perjalanan di Bali telah berakhir dan akhirnya kembali ke Canada dimana semua tuntutan sedang menunggu. Aku yakin passti mom Pattie akan menjewerku atas kelakuan kekanakannku ini dan Scooter akan memarahiku. Tak apa lah jika semua itu dibayar dengan apa yang ku alami seminggu ini, di jewer 100 kalipun aku terima. Tapi satu hal yang masih kuharapkan, semoga saja sesibuk apapun aku nanti aku tak akan melupakan “Bali’s Girl-ku”  dan kuharap ia juga begitu.

4.
Canada, Maret 2011
“Kali ini tour ke wilayah Asia, persiapkan dirimu” mom Pattie mengelus rambutku.
“tentu, aku akan sangat menyukainya. Seperti yang ku dengar, Asia itu budayanya sangat ramah. Aku semakin tertarik untuk pergi ke sana.”
“semoga konsermu berhasil sayang. Jangan kecewakan para penggemarmu.  Oh, iya..Tadi Selena bertanya kenapa ponselmu tidak aktif? Dia sangat mencemaskanmu. Segera hubungi dia.”
 “okay mom. Tentu. “
Aku baru ingat poselku telah kumatikan. Selena pasti khawatir. Sekarang ini seluruh orang di dunia ini tau aku sedang berpacaran dengan Selena Gomez . Setelah kami mendeklarasikan hubungan kami pada ulang tahunku yang ke-17 awal bulan lalu. Meski begitu aku tak yakin dengan perasaanku dengan Selena. Aku masih tak bisa berhenti memikirkan Sherly, masih belum. Tapi hatiku juga tak bisa bohong, aku memerlukan seseorang untuk menjadi pendampingku.

Calling… Selena….
                +6405634589

Tutttt..tutt…
“hai sayang. Kemana saja kau? Aku menghubungimu tapi ponselmu tidak aktif.”Selena berbicara di seberang sana.
“sorry, aku hanya sedang tak ingin diganggu. Hanya mempersiapkan diri untuk konser panjang di wilayah Asia.” Alibi yang tak sengaja ku ucapkan.
“ya, aku tau. Mom Pattie sudah mengatakan padaku. Bolehkah aku ikut? Aku sedang tak ada jadwal apapun. Aku ingin menemanimu, aku juga ingin melihat penggemarmu yang ada di Asia. Kau tau kan, banyak Beliebers mu yang tak menyukaiku. Aku hanya ingin menjalin hubungan baik dengan mereka. Boleh kan?”
“mmm…apakah itu tak merepotkanmu? Banyak tempat yang harus kita datangi. Dan bukankah kau akan sibuk syuting film barumu? Aku takut akan membuat pekerjaanmu berantakan.”
“semua bisa di atur. Jadi apakah kau mengizinkanku ikut?” Selena berusaha meyakinkan.
“baiklah kalau begitu, tak ada alasan untuk menolaknya.”
“thanks sayang, akan kumatikan panggilannya,”
Tutt..tut..
Telponpun terputus.

Kulihat jadwal konserku di Asia nanti. Dan ada Indonesia. Aku sangat merindukan Negara itu,dan tentu saja pada Sherly. Ku buka kotak penyimpanan barangku dan ku lihat lagi fotonya. Aku melompat kegirangan di atas kasur dan menciumi foto Sherly. Mom Pattie menggeleng-gelengkan kepalanya kebingungan melihat tingkahku.
“Bali’s Girl-ku , aku datang memenuhi janjiku. Semoga kita bisa bertemu.”


5.
Jakarta, 22 April 2011
Justin, aku datang. Aku pergi jauh-jauh ke Jakarta untuk menemuimu. Tahukah kau? Aku telah menghafal semua lagu-lagumu, seperti yang kau minta. Semoga kau masih ingat denganku dan janjimu itu, tapi kurasa tak mungkin. Begitu banyak orang yang ia temui, aku bukan salah satu orang penting yang harus diingat. Semoga besok aku masih bisa melihatmu tersenyum secara langsung, walau dari jauh.  


Jakarta, 23 April 2011

And It’s show  time. Konserku di gelar di Jakarta. Aku tak menyangka antusias para Beliebers disini luar biasa. Aku sangat tersanjung melihat mereka menyambutku dengan meriah di bandara walau aku tak sempat menyapa mereka karena pengamanan yang luar biasa. Selena juga saat antusias melihat para penggemarku. Semenjak aku berpacaran dengannya beberapa bulan ini, banyak orang yang membencinya. Aku tak mengerti, seburuk itukah seseorang yang menjadi pendampingku? Sebanyak itukah resikonya? Kalau terus begini akhirnya aku akan menjadi perjaka tua. Tak ada yang berani mengisi posisi sebagai kekasihku karena embel-embel akan runtuh popularitasnya. Dan aku harap para penggemarku bisa mengerti, untuk universal aku milik mereka,tetapi aku juga remaja biasa yang ingin seorang gadis memperhatikanku secara khusus.

Saat menyanyikan lagu Stuck In The Moment  jantungku berpacu lebih cepat. Seolah ada yang memotivasiku. Seolah inspirasiku dalam membuat lagu itu ada disini. Lagu itu memang ku ciptakan khusus untuk Sherly dan ingin kunyanyikan saat bertemu dengannya. Saat disini dan menyanyikan lagu itu aku ingin ia mendengarku. Memang kedengarannya tak mungkin. Namun tak ada salahnya mengharap bukan?.

Konser berjalan sukses. Antusias para Beliebers disini sangant luar biasa. Aku masih berharap diantara 10.000 penonton yang ada, ada sherly. Semoga.
Kulihat Selena yang tertidur pulas dipundakku saat dalam perjalanan menuju hotel. Aku kasian dengannya, begitu banyak yang ia korbankan, begitu banyak yang harus dihadapinya, tetapi ia tetap berusaha bertahan di posisinya. Aku sangat kejam jika aku menelantarkannya dan memilih mengejar cinta kilatku disini, itu secara logika. Namun hatiku tetap tak dapat di bohongi, aku sangat ingin bertemu Sherly dan mengungkapkan padanya perasaanku yang tak pudar setelah hampir 3 tahun lamanya, dan  tentu saja meninggalkan Selena.

Jakarta 24 April 2011

Aku tak menyangka, itu benar-benar Justin. Ia terlihat sangat luar biasa. Bukan seperti Justin yang kutemui 2 tahun silam, dengan kacamata dan topi. Kali ini Ia sangat tampan, ia memotong rambut flip hair nya dan terlihat lebih dewasa. Ia  menyanyikan lagu-lagunya dan menari dari panggung yang super mewah. Suaranya seolah menghipnotis semua penonton disini. Dan apakah aku terlalu percaya diri atau apa, tapi aku melihat Justin melirik kearahku saat ia menyanyikan lagu Stuck In The Moment. Tatapannya seolah mengisyaratkan aku lah yang ada di lagu itu. Ingin rasanya aku berteriak mengatakan kalau aku ada disana, tapi kurasa percuma . hanya khayalanku belaka.  Justin Bieber, seorang superstar sedangkan aku hanya gadis desa yang miskin. Untuk menonton konsernya aku harus rela bekerja paruh waktu dan menyisihkan uang jajanku. Aku harus menyadarkan diriku bahwa bersama Justin itu hanya mimpi, semua orang juga tahu dia memiliki kekasih yang setia menemaninya kemana saja ia pergi. Selena Gomez. Ia cantik, kaya, dan juga superstar. Pasangan yang sangat serasi untuk Justin.
 Saat ini aku harus kembali ke Bali karena aku telah mendapatkan apa yang ku inginkan. Bertemu Justin, lebih tepatnya “melihat Justin dari jauh.” Itu sudah cukup untuk mengatasi rindu setelah hampir 3 tahun tak bertemu.

6.
Bali, 26 April 2011
Apa kau pernah memenangkan Jackpot bernilai uang tak terhingga? Jika kau pernah maka aku mengalami perasaan senang lebih dari itu. menginjakkan kaki di pasir pantai Kuta lagi seolah mukzijat luar biasa bagiku. 1 dari jutaan kemungkinan untuk  bisa datang kesini lagi. Aku sangat berterima kasih kepada manager yang memberikanku bonus liburan ke Bali.
“semakin dekat. Hanya beberapa meter lagi. Semoga kau masih ingat padaku.”bisikku pelan di balkon hotel.
“ingat apa? Ayo ganti bajumu, kita harus menikmati liburan ini. Ini pertama kalinya kau ke Bali bukan? Aku mendengar dari temanku, pantai disini sangat indah. Jangan di sia-siakan.” Selena menghampriku, dia mengenakan hot pants dan tank top berwarna merah,rambutnya digulung dengan acak-acakan. Ku akui ia sangat cantik, tubuhnya menjadi tubuh impian setiap wanita. Aku akan menjadi orang yang sangat bodoh jika menyia-nyiakannya.
Selena sedang asik bermain dengan ombak. Aku mengendap pergi sebentar untuk mencari Sherly. Ku datangi kedai dimana ia bekerja 2 tahun lalu. Namun ternyata ia telah berhenti. Aku malah harus menghadapi para fans yang ingin meminta tanda tangan atau berfoto bersama. Di balik topi besarnya Selena hanya tertawa melihatku yang hampir tak bisa bergerak karena harus memberi kesempatan para fans untuk berfoto. Aku menyesal kenapa tak menerima tawarannya mengenakan topi itu walau itu akan sangat memalukan, setidaknya jauh lebih baik daripada dikerumuni orang seperti ini.

 Dan disana !

 Di pinggir pantai, menatap matahari yang akan tenggelam di ufuk timur. Dengan dress yang senada dengan birunya air laut dan selendang yang menutupi bagian pundaknya. Rambutnya masih sebahu , masih seperti dulu. Ya, Itu Sherly. Aku berhasil  menemukannya.
Dalam kesempatan di didalam kesempitan  yang ada ku hampiri Sherly. Tak ada banyak waktu, karena para fans semakin berdatangan. Ia Nampak terkejut melihatku berdiri di depannya.
“hai. Aku datang. Aku memenuhi janjiku. Aku tak punya banyak waktu saat ini. Nanti malam temui aku di tempat  ini pukul 10.00 pm. Aku harap kau datang.”

Aku segera berlari menghindari kejaran fans tanpa sempat mendengar sepatah katapun ucapan Sherly. Sepertinya sudah tidak aman di pantai ini. Aku menarik Selena, ia menolak untuk ikut karena sedang asik bermain di pantai ini, namun ku tunjukkan raut wajahku yang kusut, akhirnya ia menurut.  Syukurlah kami bisa kembali  ke hotel dengan selamat. Tapi aku masih memikirkan 1 hal. Bagaimana caranya aku bisa menemui Sherly malam ini tanpa satu orangpun tau.

7.
Bali 26 April 2011
11.00 pm
Aku membuat kesalahan. Aku tau. Ku harap Sherly mengerti, aku harus menunggu yang lain tertidur dan menyamar untuk bisa menemuinya. Syukurlah ia masih setenang dulu.
“sorry, aku terlambat. Kau pasti lelah menungguku.”
“no problem. Aku mengerti. Kau menepati janjimu pun aku sudah sangat senang.”ucapnya. wajahnya masih sangat cantik walaupun tak ada cahaya lain disini, hanya ada bulan purnama yang menerangi kami.
Kami berdua duduk di tepi pantai, membiarkan kaki kami digelitik ombak-ombak kecil. Kami duduk tepat di tempat yang sama 2 tahun lalu. Sherly duduk mencium lututnya yang ditekuk dan aku melingkarkan tanganku di lehernya. Ia diam, tak bicara. Hingga aku memulai pembicaraan.
“kau tau. Aku menunggu hampir 3 tahun untuk ini.” Aku sangat gugup memulai pembicaraan ini.
“apa yang kau tunggu?”ia menjawab. Suaranya datar.
“Begini Sher, apakah kau tau aku menyukaimu. Sejak 3 tahun lalu.”
“kau bercanda. Ini tidak lucu Justin!”
“aku serius,kalau aku hanya bercanda untuk apa aku bersusah payah bersembunyi untuk menemuimu?”
“apa kau gila? Aku hanya seorang fans mu. Dan kau memiliki Selena. Kita sangat berbeda. Kau tau itu..”
“aku tau. Aku sangat ingin mengatakan ini dari dulu. Sebelum aku bertemu Selena. Namun aku perlu waktu untuk meyakininya. Dan sekarang aku yakin.”
“kau salah. Itu bukan cinta. Kau hanya terpengaruh oleh suasana. Dia lah cintamu sesungguhnya, Selena.”
“bukan, ini berbeda. Meskipun aku bersamanya aku tetap saja tak bisa melupakanmu. aku bahkan menciptakan 1 lagu untukmu di dalam albumku, tak ada 1 orangpun wanita yang mampu menginspirasiku selain kau dan mom Pattie”
“kau salah. Salah besar. Cinta itu tumbuh dengan orang yang selalu ada di dekatmu. Kau sebenarnya mencintai Selena, namun kau berusaha menutupinya. Coba tanyakan lagi pada hatimu sendiri, siapa orang yang paling kau ingat saat kau sedih maupun senang. Aku yakin orang itu bukan aku. Dan Terimakasih jika kau menciptakan lagu untukku. ”ucap Sherly lirih. Aku melihat airmatanya terjatuh.
“itu kau. Bukan Selena”
“kau bohong, Justin . kau bohong” tangisnya semakin pecah.
“hei.. hei.. jangan menangis,aku hanya ingin jujur kepadamu. Maukah kau kunyanyikan sebuah lagu?”aku berusaha menghibur Sherly.
Sherly mengangguk pelan, masih dengan mata yang basah.
Ku nyanyikan lagu itu. lagu yang kuciptakan hanya untuknya. Hanya untuk “Bali’s Girl”ku.
I wish we had another time.
I wish we had another place.
But everything we have is stuck in the moment,
And there’s nothing my heart can do.
To fight with time and space cause I’m still stuck in the moment with you…

“kenapa kau masih menangis? ” aku menyeka airmata yang jatuh dipipinya.
“aku tak apa-apa. Hanya terharu bahwa ada yang mau menciptakan lagu seindah ini untuk orang sepertiku.” Ucapnya sambil melihat kearah laut yang ada di depan kami. Aku yakin ada sesuatu yang disembunyikannya.
“ kau memang luar biasa. Lagu ini tak sebanding denganmu. Kenapa kau tak berani menatapku saat kau berbicara? . Kurasa ada yang kau sembunyikan dariku. ” aku menyisihkan rambutnya yang  tergerai dan menutupi wajahnya, sekarang wajahnya yang menangis  terlihat jelas. Terlihat jelas dia menghindari bertatapan denganku.
“aku tak bisa, sungguh.”Sherly berbicara sesenggukan sambil membenamkan wajahnya ke pangkuannya.
“katakan. Kau mencintaiku? Ayo bicara dan tatap mataku.” Aku mengelus kepalanya, membenamkan tubuhnya kepangkuanku.
“ya. Ya, dan ya. Aku sangat, mencintaimu.  Apa kau puas? Aku selalu menantimu kembali Justin, tapi sekarang aku sadar bahwa aku sangat egois. Kita sangat berbeda, dan kau memiliki Selena. Ku mohon jagalah Selena. Cintai lah dia. Anggap saja kita tak pernah bertemu.” Tangisnya semakin pecah. Ku dekap ia semakin erat, ku cium keningnya dan terus membelai rambutnya.
“kalau kau mencintaiku juga, kenapa kau tak mau bersama denganku?”
“karena aku tak bisa.”
“hanya itu? apa hanya itu?” aku sangat tak mengerti jalan pikirannya. Ini impian jutaan wanita di luar sana, ia memang sangat aneh. Dan itu yang membuatku menyukainya.
“kau tau Justin, aku sangat mencintaimu. Aku munafik jika aku tak ingin menjadi kekasihmu. Tapi semua itu terlalu berat, aku tak sanggup. aku melihat Selena, begitu banyak yang sudah ia korbankan untukmu. Apa kau tega menyakitinya?”
Kata –katanya membuatku terdiam. Dan kurasa ia benar. Aku juga tak bisa memaksanya untuk bersamaku, itu akan menyakitinya. Jika aku mencintainya, aku harus  melepaskannya.
“baiklah kalau itu yang kau mau. Mungkin , yeah. Semuanya memang sulit. Sangat sulit. Kita tak perlu bersama, tapi maukah kau mengenang kejadian 2 tahun lalu. Hanya malam ini saja ” Kulepas pelukanku dan ku usap matanya yang sembab.  Kali ini ia berani menatap mataku.
“mana mungkin aku melupakannya. Sebuah keberuntungan yang sangat luar biasa. Bisa berbicara panjang lebar dengan seorang Justin Bieber. Aku sangat mengidolakanmu Justin. Aku hampir saja berkata pada semua teman-temanku bahwa aku pernah berkencan denganmu, tapi enggan. Karena aku tau mereka pasti mengira aku sudah gila.” Ia bicara dengan polosnya. Kata-kata yang sangat apa adanya.
“bukankah kau memang gila? :P” aku berusaha meledeknya agar membuatnya tertawa.
“ ya. Tapi aku hebat, bisa membuatmu mencintaiku. Ahaha. Berarti kau lebih gila kerana mencintai orang gila.”Ucapnya sembari  mengulurkan lidahnya padaku. Sekarang ia tertawa sendiri, wajahnya kembali berseri. Senyumannya , yang paling kunantikan. Aku bisa melihatnya lagi.
“ karena itulah ku katakan kau gila. Karena kau bisa membuat semua orang disekitarmu mengikutimu. Menjadi orang gila.” ku balas dengan menjulurkan lidah sama seperti yang dilakukannya. Ku ambil pasir dan kulemparkan ke wajahnya.
“mau bermain perang pasir lagi?” ucapku sambil melemparkan bertubi-tubi pasir padanya. Lalu berlari ke tengah laut.
“hei.. kau ini. Benar –benar. . artis gila, kembali kau !!!” Sherly berlari mengikutiku ke tengah laut dan membawa segenggam pasir ditangannya.

Ini sama seperti kejadian 2 tahun lalu. Dan sekarang kami berdua berada di dalam air dengan ketinggian hingga pinggang kami. Tepat tengah malam, di bawah sinar rembulan. Ditengah deru angin pantai Kuta dan berisik ombak, ku kecup bibir Sherly dengan lembut. Ia hanya merasakan tanpa berontak. Ia memelukku, sangat erat dan aku terus menciumi bibirnya.  Aku sadar aku salah melakukan ini, disaat aku berpacaran dengan Selena. Namun aku akan sangat bodoh jika aku membiarkan semuanya saat aku tau aku mungkin tak akan pernah bertemu dengannya lagi.

Kami kembali ketepi pantai, mengeringkan tubuh kami yang basah kuyup. Kami saling mendiamkan diri untuk beberapa saat. Dan ia membuka pembicaraan dengan ocehannya yang ceplas-ceplos tanpa menyensor kata-kata didalamnya terlebih dulu.
“ternyata kau seorang pencium hebat, Bieber. Hahaha” Sherly tertawa sambil memegangi bibirnya.
“kau ini. Bisakah kau simpan pertanyaan itu nanti? Kau merusak suasana.” Aku malu mendengar pertanyaannya. Dan kurasa jika saat ini adalah siang, wajahku akan menjadi merah padam.
“baiklah. Baiklah. Senang bisa melakukannya dengan anda. Hahaha.” Ia terus tertawa. “hei, hampir saja aku lupa menagih janjimu yang satu lagi. Apa kau ingat?”
“kau ini.” Ku cubit pipinya gemas. Ia memang tak pandai menyembunyikan sesuatu.
“ tentu saja aku ingat. Aku baru 17 tahun,ingatanku masih kuat.  Baiklah , lagu apa yang kau inginkan untuk kita  nyanyikan bersama?”
“17 tahun. Tapi kenapa terlihat 71 tahun? Haha.”
Sherly tertawa sendiri dengan ucapanya. Aku ingin mencubit pipinya lagi, namun ia langsung menutup pipinya dengan tangannya.
“sakit tau. Kita damai saja deh..”ucapnya sambil menunjukkan wajah memelas.
“baiklah. Ayo kita bernyanyi. Kita hanya punya waktu 30 menit sebelum aku kembali ke hotel.” Hotelku hanya berjarak beberapa meter dari pantai ini. Aku sengaja minta dipilihkan hotel yang sama saat aku dan Ryan datang kemari.
“ seperti orang sibuk saja kau ini. Baiklah bagaimana kalau never let you go. Dan berjanjilah sekali lagi kau tak akan melepaskan Selena seperti kau melepaskanku pergi.”
“tentu.” Ku cium keningnya dan ku dekap ia dipelukanku untuk beberapa saat untuk terakhir kali. kami bernyanyi bersama menghabiskan malam ini lalu setelahnya aku berjanji tak akan melepaskan Selena karena aku sama saja melepaskan dua orang yang sangat berarti dalam hidupku.
..let the music blast.
..we gone do our dance
..bring the doubters on
..they don’t matter at all
..cause this life too long and this love too strong

..so baby know for sho’
..i’ll never let you go.


Bali, Agustus 2011
Kisah ini akhirnya lengkap. Tak seperti kebanyakan Fairytale yang endingnya selalu pangeran berpasangan dengan putri yang selalu dicarinya, kisahku ini berbeda. Terkadang kita harus bisa menerima takdir yang ada didepan kita meskipun semua tak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Bukan aku yang menjadi pasangan Justin sebagai pangeran yang mencari-cari Cinderellanya,takdir berbicara lain. Pasangan hidup tak perlu susah payah untuk dicari, lihatlah orang di sekelilingmu. Siapa yang selalu ada untukmu, itulah pasanganmu sebenarnya. Dan Justin menemukan Selena, bukan aku.

JUSTIN-SELENA . hmmm.. Mereka memang  serasi . sangat serasi.  gumamku ketika melihat televisi tentang  Justin Bieber dan Selena Gomez yang  menghadiri Teens Choice Award 2011. Senang rasanya melihat Justin tersenyum begitu gembira di depan semua media saat ia bersama Selena. Semoga saja mereka terus bersama , doaku. Ku matikan TV dan kunyalakan mp3ku.

 #nowplaying: Justin Bieber- one time.

 Dan akhirnya aku tertidur lelap dalam mimpi indah.

*end

Minggu, 14 Oktober 2012

Karma



Setiap perbuatan buruk pasti ada balasannya.  Cepat ataupun lambat para pelakunya akan mendapat balasan yang setimpal, bahkan lebih kejam. Ya, itulah karma. Bagi anda para pelaku PHP, berhati-hatilah.
Mungkin ini karmaku, walau aku tak begitu yakin. Dimasalalu aku pernah menyakiti seseorang. Maksudku bukan menyakiti, tapi apa boleh buat kalau dia merasa tersakiti. Aku hanya tidak bisa menolak, juga tidak bisa menerima. Karena tentu saja banyak faktor yang membuat jurang pemisah diantara kami. Dan terpaksa aku membuat sebuah keputusan yang akhirnya menjadi pembunuh diriku sendiri sekarang ini.
Setelah sekian lama, akhirnya aku menemukan seseorang yang kurasa pantas, cocok, dan baik untukku.  Tentu saja jika ia mendekat aku tak menolak. Semuanya pun berjalan sesuai rencana, hingga semua hancur berantakan karena satu kalimat yang membuatku ingin mematahkan lidah ini. hanya kalimat simple namun maknanya mampu meretakkan hati ini. Ya, semuanya berakhir hanya dengan satu kalimat tak pasti. Namun semua ini membuatku tersadar akan semua perbuatanku sejauh ini, membuatku merasakan  bagaimana rasanya diambung setinggi langit lalu dihempaskan ke bumi, membuatku merasakan bagaimana rasanya di PHP. Dan tentu saja, semua ini karma atas apa yang telah ku perbuat. Karma yang membuatku jera untuk memulai sesuatu dari awal, karma yang membuatku menutup rapat-rapat hati ini untuk siapapun. Karma ! kau hukuman terbaik yang pernah ada….

Pain


Hidup ini sungguh aneh, juga tak adil.
Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit.
Lain kalinya hidup menghempaskanmu begitu keras ke bumi.
Ketika aku menyadari dialah satu-satunya yang paling kubutuhkan dalam hidup ini, kenyataan berteriak ditelingaku dia juga satu-satunya orang yang tak boleh kudapatkan.
Aku rela melepaskan apa saja,melakukan apa saja, asal bisa bersamanya.
Tetapi apakah manusia bisa mengubah kenyataan yang telah ditakdirkan Tuhan kepadanya?
Sekarang , saat ini saja.
Untuk beberapa detik saja .
Aku ingin bersikap egois.
Aku ingin melupakan semua orang,
Mengabaikan dunia.
Dan melupakan takdir.
Tanpa beban,tuntutan, aku ingin mengaku.
Aku mencintainya…………..


~Autumn In Paris; Illana Tan, dengan pengubahan.

Hanya serpihan puisi untuk seseorang yang aku tak tau siapa....


Dia memang tak setampan Yusuf,
 tak sesabar Ayub, 
juga tak seelok Daud, 
dan ia bahkan jauh dari sang sempurna Muhammad.


Namun hadirnya seperti tetes hujan di musim kemarau,  
cahaya kecil pelita di tengah kegelapan,
 dan bintang yang setia menemani purnama bulan di gelapnya langit malam.


Lihat ?! Semua orang pun tau Ia memang tak sempurna,
 tapi semua ketidaksempurnaannya lah yang membuatku merasa sempurna,
 memberiku secercah pengharapan akan masa depan yang lebih berwarna,
 menyadarkanku akan arti kehidupan,
 menjadi perisai dan pelengkap hidup ku.

Sabtu, 13 Oktober 2012

13


Entah apa yang membuatku takjub dengan angka ini. Disaat yang lain berpendapat 13 itu adalah angka sial, menurutku 13 itu adalah angka lucky. Aku menggunakan angka 13 untuk memilih apapun. Tidak ada yang istimewa dengan 13, juga tak ada tanggal apapun dalam diriku yang berkaitan dengan angka 13. Aku hanya tertarik begitu saja dengan angka ini, tanpa alasan. 13 is magic for me J

Kesehatan itu mahal, kawan.


Terus terang aku iri, kesal, dan juga marah melihat orang yang merokok. Aku iri karena aku tak mempunyai paru-paru sebagus mereka, dan aku kesal karena mereka tidak menyayangi dan menjaga apa yang mereka miliki. Mereka sangat beruntung, tapi mereka menghancurkan sendiri apa yang mereka miliki.
Aku menderita penyakit asma akut dari umur 3 tahun hingga sekarang. Cacat paru-paru lebih tepatnya. Rumah sakit seperti rumah kedua bagiku. Diumur sekecil itu aku sudah merasakan apa yang namanya disuntik, diinfus, bernafas dengan tabung oxygen, dan telah menelan puluhan obat. Disaat umurku 5 tahun, aku mengalami tabrakan yang mengakibatkan tangan kiriku patah.
 Hidup ku memang tidak mudah, tidak sesempurna yang kalian para orang yang bertubuh sehat. Namun aku bersyukur hingga detik ini jantungku masih berdetak, paru-paruku masih sanggup bekerja, dan aku masih diberi nyawa.
Kalian yang mempunyai kesehatan fisik yang memadai, jangan biarkan kenyamanan sesaat merusak tubuh kalian . kalian itu beruntung. Jagalah apa yang kalian miliki,kesehatan itu mahal kawan !



Pacar?


Aku orang yang menomorsekiankan pacar disaat para remaja berlomba-lomba untuk mencari pacar . Kenapa?  Karena bagiku dengan adanya pacar kasih sayangku, waktuku, kepada sahabat-sahabatku akan berkurang . Faktanya saat kau memiliki pacar, kau akan selalu bersama dengan pacarmu. Saat sahabat-sahabatmu ingin mengajakmu jalan, kau lebih memilih jalan dengan pacarmu. Namun saat kau kehilangan pacar, kau pasti akan kembali kepada sahabat-sahabatmu. Dan aku sangat membenci orang yang seperti itu. Sahabat itu bukan pelarian.
Tapi bukan berarti aku tidak menginginkan seorang pacar. Layaknya remaja lain, aku juga ingin memiliki seorang pacar yang selalu menemaniku saat aku kesepian. Aku juga mempunyai kriteria pacar idaman. Aku menginginkan laki-laki yang saleh, tidak merokok, berfikiran dewasa, dan sanggup untuk menerima semua kekuranganku. Tidak harus tampan ataupun kaya, karena kebanyakan laki-laki kaya ataupun tampan bukan laki-laki yang setia.  Dan saat ini aku masih belum menemukan seseorang yang tepat untuk menjadi pacarku. Till now, I’m still single.
Single itu bukan sesuatu yang buruk. Single itu bukan berarti kesendirian dan kesepian. Single itu lebih tepatnya kebebasan. Kebebasan untuk memilih pasangan,kebebasan untuk melakukan apa saja, dan tentu saja kebebasan untuk jalan dengan siapa saja J
 Para jomblo tak perlu berkecil hati, tak banyak orang yang memiliki pacar itu hidupnya bahagia. Mereka malah sering mengalami kegalauan dibandingkan dengan para jomblo. Galau karena pacar nggak ada kontak, galau karena terlalu diatur sama pacar, galau karena pacarnya dideketin sama cewe/cowok lain, dan masih banyak galau-galau lainnya.
Aku juga berprinsip kalau sesuatu yang putus itu tidak dapat disambung lagi. Kalau ada yang namanya balikan, buat apa susah-susah setia. Toh, kalau putus bisa nyambung lagi. Bagiku orang yang balikan sama mantannya itu ciri-ciri orang yang nggak bakal maju, hidupnya hanya terpaut pada satu orang saja. Padahal diluar sana banyak yang lebih baik daripada sang mantan. Banyak alasan untuk balikan, diantaranya “karena masih sayang”.  Kalau beralasan seperti itu, buat apa anda putus?  Jika memang benar-benar sayang maka pertahankan hubungan itu, jangan diakhiri. Itu yang membuatku kurang menyukai orang-orang yang senang putus nyambung dengan pacarnya.
Walaupun aku tak pernah merasakan yang namanya pacaran, tapi aku tau banyak tentang itu. Tidak sedikit sahabat-sahabatku yang terluka karena pacaran. Belajar tidak harus dari pengalaman sendiri, namun juga dari pengalaman orang lain. J . So? Masih galau karena Single?



Akselerasi


Akselerasi

Siapa bilang dengan masuk kelas percepatan kau menyia-nyiakan masa remajamu? Masuk akselerasi malah membuat waktumu lebih efektif, tidak terbuang sia-sia. Masuk akselerasi selalu belajar? Tidak jua, akselerasi juga pernah mengalami jam pelajaran kosong walau tak sesering kelas biasa. Di kelas ini aku merasakan apa makna dari menuntut ilmu yang sebenarnya, bukan hanya datang kesekolah,duduk, lalu pulang. Dan manfaatnya tentu saja kita lebih banyak mengingat dari kelas yang lain. Seperti saat ini, aku sangat bersyukur karena aku memasuki kelas ini. Disaat kuliah pasti ada yang namanya matrikulasi (mengulang pelajaran SMA), karena aku baru belajar 2 tahun yang lalu, ilmu itu masih tersisa sedikit banyak dalam ingatan.
Pasang surut selama 2 tahun disini pasti banyak. Bukan hal yang mudah bagi kami untuk menjadi kompak. 38 sifat yang berbeda, tentu sulit untuk disatukan. Namun kebersamaan mengalahkan segalanya. Frekuensi keberadaan disekolah memang lebih banyak daripada dirumah, siapa lagi yang ada disekitarmu kalu bukan teman sekelas? Dari situlah kami belajar menerima kekurangan dan kelebihan dari sifat masing-masing individu. Cek cok? Pasti ada. Sering malah. Namun dari situlah yang membuat semuanya berwarna. Dari kecek cokan itulah yang membuat kami mengetahui sifat asli dari 38 siswa.



Specially For:
Ahmad Supian S.
Alban Ismail                           
Aldiki Pratama                      
Alifni Adha B.                        
Amanda Auliya A.               
Andina Alisya A.                   
Andri Widjanarko                
Annisa Hasanah                   
Astrid Rosalina
Desy Eka Puspita S.
Devy Ayu Puspita S.
Elsyah Triani D.
Eva Sulistyaningsih
Friesta Ade M.
Gt. Chintya Noor A.
Hairul Amin
Hendra Elyas M.
Jefry Soentanto
Jessica Natasya T.
M. Jayadi
Miftahul Gina
M. Reza Firdaus
M. Rubi Akbar
M. Zulkhair
Noor Mila Sari
Noor Rosvalina I.
Putri Ratna Sari
Rahma Lutfi Habibah
Raudhatul Jannah A.
Rizka Sukma Aditya
Rusniati Ria M.
Ryan Richard L.
Saipul Akbar
Sasmita Dwi D.
Siti Darmiani
Siti Maimunah
Siti Mardiah
Yuyun Riska S.



Mama


Mama itu jiwaku, nyawaku, segalanya bagiku. Mama wanita yang paling tegar yang pernah kutemui. Mama mampu menjadi seorang ayah juga seorang mama bagiku.
Bukan hal yang mudah membesarkan 3 anak gadis sendirian tanpa seorang suami. Terebih saat ayah meninggal dunia, 2 kakak perempuanku ini sedang menempuh kuliah. Memerlukan biaya yang tidak sedikit. Meneruskan pekerjaan ayah? Menjadi seorang kontraktor bukan pekerjaan bagi perempuan. Mama melakukan sesuatu yang membuatku dan saudaraku takjub. Mampu membiayai 2 orang anak hingga menjadi sarjana tanpa nafkah dari suami. Ayah meninggalkan sejumlah uang dan beberapa usaha yang akhirnya dikelola mama tanpa ilmu apapun. Mama bukan seseorang yang berpendidikan dan berpengetahuan luas, tapi mama mampu membuat semua kerja keras ayah tidak berhenti sepeninggal ayah.  Terus terang saja, meninggalnya ayah merupakan kebangkrutan terbesar bagi keluarga kami.
Mama sosok yang sangat sabar, tak pernah marah, bagaimanapun kelakuan anak-anaknya. Mama selalu menuruti apa yang diingkan anaknya, mengusahakan yang terbaik untuk anaknya, memberikan kepercayaan kepada anaknya atas apa yang anaknya lakukan. Sifat yang sangat ingin kumiliki.
Terlampau sering aku membuat mama marah, namun mama hanya tersenyum dan berkata “kalau kau menyayangi mama, jangan lakukan itu lagi.” Mama tidak pernah memukul anaknya jika anaknya berbuat salah. Mama terlalu baik untukku, namun apa balasanku? Maaf anakmu ini bekum bisa memberikan yang terbaik untukmu mama L

Ayah


Aku tak banyak mengenal seperti apa sosok ayah. Ayahku seorang kontraktor. Selalu bepergian dan tak punya banyak waktu untukku. Kadang aku merasa iri pada semua orang yang berekreasi dengan anggota keluarga lengkap. Ayah , Ibu, saudara. Tapi aku? Dirumah aku hanya tinggal bertiga dengan mama, dan abang. 2 saudariku yang lain menuntut pendidikan diluar kota. Ayah ? juga keluar kota untuk mencari nafkah.
Walau begitu, ayah sosok yang bijaksana, sangat menyayangi keluarganya, dan mengusahakan  apapun yang  terbaik untuk keluarganya. Sosok pekerja keras, tidak pantang menyerah dan pandai memanfaatkan  peluang yang ada. Sosok yang super sibuk.  Setidaknya itu yang kutahu setelah mengenal ayahku selama 4 tahun.
Ayah meninggalkan kami semua pada tanggal 24 September 2000. Saat itu usiaku masih 4 tahun. Malam sebelum ayah meninggal, kami bermain bersama. Ayah jadi kuda dan aku menaiki ayah berkeliling rumah. Semuanya indah, hingga pagi menjelang. Mama berteriak dari dalam wc sambil merengkul ayah dipangkuannya. Abang langsung berlari menghampiri mama sambil menelpon dokter. Aku hanya terdiam, terpaku, bingung, apa yang terjadi didepanku.
 Selang 5 menit dari kejadian itu dokter datang dan meminta kami sekeluarga berkumpul. Aku yang pada waktu itu hanya seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa hanya bisa terdiam dipelukan mama yang menangis sambil memegang tangan ayah. Tangan ayah dingin, tubuhnya kaku. Tak berapa lama ayah berbisik sesuatu tak jelas, lalu mengambil nafas panjang. Dokter menghampiri mama dan berkata “innalillahi wa inna ilaihi ro jiun.  Serangan jantungnya tak dapat ditolong lagi. ikhlaskan, abang baru saja pergi.” Mendengar parkataan dokter mama langsung melepaskanku lalu memeluk ayah. Abang menangis sambil merangkulku. Aku? Aku hanya diam, bingung dengan apa yang terjadi. Dan sekarang aku tersadar, itu 7 menit paling mengerikan dalam hidupku.
Aku tidak menyesali  kematian ayah,aku juga tidak marah karena kurang mendapat kasih sayang dari ayah. Yang aku sesalkan dan tak bisa kumaafkan adalah kenapa pada hari itu tak satu tetes pun air mataku mengalir. 

About Me


Hai. Aku Ani. Aku bungsu dari 4 bersaudara. Aku punya 1 abang dan 2 kakak perempuan. Aku terlahir pada tanggal 16 Mei 16 tahun silam. Menempuh pendidikan selama 6 tahun di SDN 2 Semayap Kotabaru, selama 3 tahun di SMP Negeri 1 Kotabaru dan selama 2 tahun di SMA Negeri  1 Kotabaru. Sekarang aku seorang  mahasiswa  semester 1. Aku seorang yang menjunjung tinggi persahabatan,menomor satukan keluarga dan menomorsekiankan pacar. Aku termasuk orang yang keras, memegang teguh prinsip, egois, manja, dan kekanak-kanakan. Aku mencoba untuk menjadi seseorang yang lebih dewasa, namun semua itu percuma . It’s not my self. Aku penggila sapi, Justin Bieber, dan 13. Aku sangat menyukai music , namun aku tak bisa memainkan satu alat musikpun dengan pandai. Mmmm…Apa lagi? Aku suka menonton film, membaca buku novel ataupun komik. Benda yang selalu kubawa kemana-mana tentu saja Handphone,dompet dan earphone. Want to know who I am? Just check in my twitter @any_cullen13