Cari Blog Ini

Sabtu, 13 Oktober 2012

Mama


Mama itu jiwaku, nyawaku, segalanya bagiku. Mama wanita yang paling tegar yang pernah kutemui. Mama mampu menjadi seorang ayah juga seorang mama bagiku.
Bukan hal yang mudah membesarkan 3 anak gadis sendirian tanpa seorang suami. Terebih saat ayah meninggal dunia, 2 kakak perempuanku ini sedang menempuh kuliah. Memerlukan biaya yang tidak sedikit. Meneruskan pekerjaan ayah? Menjadi seorang kontraktor bukan pekerjaan bagi perempuan. Mama melakukan sesuatu yang membuatku dan saudaraku takjub. Mampu membiayai 2 orang anak hingga menjadi sarjana tanpa nafkah dari suami. Ayah meninggalkan sejumlah uang dan beberapa usaha yang akhirnya dikelola mama tanpa ilmu apapun. Mama bukan seseorang yang berpendidikan dan berpengetahuan luas, tapi mama mampu membuat semua kerja keras ayah tidak berhenti sepeninggal ayah.  Terus terang saja, meninggalnya ayah merupakan kebangkrutan terbesar bagi keluarga kami.
Mama sosok yang sangat sabar, tak pernah marah, bagaimanapun kelakuan anak-anaknya. Mama selalu menuruti apa yang diingkan anaknya, mengusahakan yang terbaik untuk anaknya, memberikan kepercayaan kepada anaknya atas apa yang anaknya lakukan. Sifat yang sangat ingin kumiliki.
Terlampau sering aku membuat mama marah, namun mama hanya tersenyum dan berkata “kalau kau menyayangi mama, jangan lakukan itu lagi.” Mama tidak pernah memukul anaknya jika anaknya berbuat salah. Mama terlalu baik untukku, namun apa balasanku? Maaf anakmu ini bekum bisa memberikan yang terbaik untukmu mama L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar