Cari Blog Ini

Selasa, 23 Juli 2013

People Beside Me {()}


Well, hampir setahun tinggal sendirian disini tentu gamudah. Kita pasti memerlukan bantuan orang lain. Ini dia para manusia absurd yang hampir setahun nemenin gue selama kuliah :

Amalia 


 Namanya singkat, padat, jelas. Mungkin ortunya suka berhemat, sampai sampai nama anaknya dibuat sehemat mungkin. Kami sering manggil dia dengan sebutan Mele. Mele ini sangat penolong,dicaling kapan aja juga kalau gue lagi perlu, dia selalu dateng. Padahal jaraknya jauh loh. Tapi mele ini sangat sensitif dan sering ngambekan. Dan satu lagi, dia jomblo :p


Arif Kurniawan


Sering dipanggil ayip, untuk lebih memudahkan orang orang yang gabisa sempurna nyebut huruf ‘R’. dilihat sekilas orangnya pendiam dan kadang suka jaim kalo sama orang yang nggak dia kenal. So, banyak yang nilai dia sombong. Padahal kalo kenal aslinya, dia gila. Hahaha. Tipe orang yang kalo punya masalah dipendam sendiri,nggak pernah cerita kalo lagi ada masalah, tetapi selalu ketahuan dari PM di bbm ato twit nya. I always get a conflict with him, but  thanks for ever by my side at last rif :)



Faisal Riza Anwary


Faisal ini kakak, sahabat, sekaligus musuh. Tempat pelampiasan kalo lagi marah. Kalo sebel sama orang lain dan gabisa nabok itu orang, faisal lah orang yang akhirnya ditabok. Entah kenapa dia ini selalu tau kalau gue lagi nangis. Dari lahir kalo soal pelajaran otaknya nggak jalan jalan,tapi kalo soal menipu otaknya pintar. Ngakunya playboy, tapi tampangnya pas-pasan. Hahahaha . but thanks for everything sal, thanks for protect me, you’re the best



Hadi Alfianoor


Makhluk paling unyu diantara semuanya, paling pendek badannya tapi pemikirannya paling dewasa. Jago masak. Hadi kadang selalu jadi penengah kalo ada konflik dan pemberi saran yang baik. Kalo ada masalah,saran yang paling bagus itu saran dari Hadi.


Klara Sundari

Cewek imut ini member baru kami. Orangnya pendiam, tapi kalo udah negur dia sangar lohh. . . nggak pernah disangka juga kalo akhirnya bisa dekat sama klara. Dan semenjak kenal dengan kami, klara banyak mencoba hal hal baru yang . . .ya begitulah. Haha . eh, dia ini pacarnya adit loh . entah kenapa dia mau jadi pacarnya. Entah. . .



M.Adetia Rachman


Kalo siang dipanggil adit, kalo malam dipanggil Tiara *ups. Dia ini ponakan gue, tapi kalo umur ya tuaan dialah. Seharusnya gue yang  ngelindungin ponakan, tapi nyatanya kebalik. Kalo ada masalah urusan percintaan entah kenapa selalu terkait dengan adit, dan tentu saja jadi bahan bullying lagi kalo ujung ujungnya gue yang sakit. Adit ini rada maho, tapi dia normal. Suaranya keren. Dan adit selalu ada saat gue galau.


M.Hafiz Anshari

Makhluk paling frontal. Kalo soal ngefek omongannya tajem banget. Suka nipu kalo soal pelajaran, bilangnya nggak belajar tapi nyatanya nilainya yang paling tinggi. Korban yang bulu kaki nya paling sering gue cabut. Tapi sifat yang diunggulin dari hafis ini ke On time an nya dan menepati janjinya.


M.Taufik Anshari


Bukan saudaranya Hafiz lo ya. .  bukan. . mereka gaada hubungan keluarga, hanya kesamaan nama belaka. Haha . taufik ini makhluk yang diciptakan dengan banyak kelebihan, dari berat badan, tinggi, sampai suara ketawanya yang melebihi ambang batas. Kekurangannya, dia jomblo. Upik ini penyuka anime dan fans beratnya JKT48.



Riffatus Saila


Shella ini temen pertama gue waktu masuk kuliah. Dia temen gue dari ospek sampai sekarang. Memang sih sekarang ini kami kurang sedekat dulu, karna emang jarang ketemu. Maniak doraemon ini mantan playgirl yang akhirnya insyaf. Dan sekarang, dia sangat setia sama pacarnya. Kesetiaannya udah terbukti loh, dia mampu setia sama pacarnya yg menempuh pendidikan polisi selama berbulan-bulan tanpa komunikasi. Salut deh !



Wahyudi

Menurut survey yang gue lakuin sama 10 cowok yang ada dikelas, gue memvonis bahwa yudi ini yang paling normal. Kenapa? Karna gapernah sekalipun gue ngelihat yudi pelukan atau pegangan tangan sama cowok . oleh karna itu, dia sering jadi korban sasaran adit dan faisal buat ‘disentuh’. Setahun kenal yudi, gue gapernah ngelihat yudi marah loh. Sangat sabar, tapi dia jomblo :P





Ya begitulah kira kira sifat mereka yang ku tau setelah 1 tahun mengenal mereka. Mereka memang tidak sempurna, tapi mereka selalu ada. Tetap jadi kalian yang selalu ada ya, thanks for  always help me,thanks for beside me. Happy holiday all. See you soon. I’ll miss you :*

Senin, 22 Juli 2013

Tips Move On :)



Move On itu memang nggak semudah ngomongnya. Susah banget malah. Tapi kalau niatnya memang benar benar ingin bangkit dan mau berusaha, kita pasti bisa move on kok ;)
Berikut ini tips Move On yang dikutip dari tweet nya mbak @dwitasaridwita :
1.       Mau nggak mau, inti utama dari #MoveOn adalah berhenti mencari dan menghubungi. Tugas kamu berjalan kedepan kan? Bukan mundur kebelakang.
2.       Membiasakan diri untuk mandiri. #MoveOn adalah “sarana” untuk mendewasakanmu juga untuk nggak lagi manja dan bergantung pada seseorang.
3.       Jangan anggap kesendirianmu adalah hal buruk. Kamu punya saudara dan temen yang kece parah, kenapa masih sedih?
4.       Menyingkirkan barang yang mengingatkan pada sosoknya. Ini usaha keras, tapi mau nggak mau harus lo lakuin.
5.       Tidak mendengarkan lagu kesukaan kalian dulu. Lagu kesukaan Cuma bikin kamu makin nyesek .
6.       Nggak kepoin akun twitternya dan nyari-nyari kabar tentang dia lagi. INI PALING PENTING !
7.       Kalau dia sms, nanyain kabar, jawab sebatas teman, jangan ngomongin kenangan.
8.       Cari kesibukan baru, berkarya, berdedikasi, bikin komunitas sendiri,diksusi, ikut organisasi :D itu bikin kamu jadi sibuk dan nggak ada waktu buat mikirin dia. So, bikin cepat #MoveOn
9.       Usaha buat #MoveOn bukan Cuma dikeinginan, tapi juga dengan kenyataan. Jangan Cuma ngomong, tapi dilakuin walau susah.
10.   Libatkan Tuhan dalam setiap usahamu. Percaya aja, ketika ada seseorang yang pergi, Tuhan akan memberikan gantinya yang lebih baik lagi.
So? Siapa yang masih galau karna mantan? Mari dicoba tips Move On nya. Semoga bermanfaat J

Love or friendship?


Saat cinta dan persahabatan berteriak ingin memilikimuseutuhnya, mana yang kau pilih?

Persahabatan,tentu saja !
Karena persahabatan itu tak akan mengkhianati, tak akan selingkuh, tak akan melukai, tak akan cemburu, dan yang terpenting, sahabat itu selalu ada saat kita butuh.
Selalu mampu jadi tempat bergantung.
Tak pernah mengenal lelah mendengar keluh kesah.
Jika kau kehilangan cintamu, kau akan lari menuju sahabatmu. Namun jika kau kehilangan sahabatmu, kemana kau akan lari?
Cintamu?
Sebelum sahabatmu meninggalkanmu, cintamu sudah terlebih dahulu meninggalkanmu. Dan tentu saja; kau sendirian.
Jangan jadi orang bodoh yang memilih cinta daripada persahabatan!
Lihatlah siapa yang menerimamu apa adanya.
Lihatlah siapa yang selalu ada untukmu !
Putuskan sebelum kau menyesali semuanya J

Sabtu, 06 Juli 2013

The Story of Us #last chapter


Joe P.O.V
Sakit.
Lebih sakit dari dibohongi oleh Chasie Swift.
Melihatnya menangis di dekapan Jason.
Aku benar-benar tak pantas untuknya. Aku tak bersamanya saat ia menangis. Aku tak bisa membuatnya tersenyum. Aku tak menjaganya.
“jangan memaksakan dirimu untuk membencinya.” Jason tiba-tiba berada disampingku.
“seharusnya kau lebih percaya pada orang yang kau sayang daripada orang lain. Dan andai itu memang benar, seharusnya kau menerimanya apa adanya. Bukan malah ikut menyalahkannya. Kau tau bagaimana keadaannya? Ia menangis Joe. Dan itu atas perbuatanmu. Kau tau, ia sangat menyayangimu.”Jason menceramahiku panjang lebar.
“jadi, gossip itu fitnah?”
“tentu saja bodoh. Kejarlah dia, dan jaga dia. Jika kau mengecewakannya jangan salahkan aku jika kurebut dia.”Jason berlalu meninggalkanku dengan sejuta pertanyaan.

Chasie P.O.V
Aku pernah membaca sebuah buku yang pesannya : “Kesempatan itu datangnya hanya satu kali. Jika kau telah melewatkannya kau tak akan pernah menemukan kesempatan yang sama seumur hidupmu.
Manfaatkan setiap kesempatan yang kau miliki, sebelum kau menyesal nantinya.”
Mungkin buku itu ada benarnya, lebih tepatnya sangat benar.

“temui aku sepulang sekolah. Ada hal yang ingin kubicarakan padamu.  Joe .”
Jason membaca pesan singkat yang kutemukan di atas mejaku saat aku sedang istirahat makan siang.
“dia ingin berbicara padamu. Biar kutebak, ia pasti ingin memulai semuanya dari awal bersamamu.” Ucap Jason
“kau ini, ada-ada saja. Mana mungkin. Temani aku menemuinya ya. Aku malu menghadapinya sendirian.” Ucapku sambil mencomot nacos yang ada didepanku.
“biasanya kau selalu menghadapinya sendirian. Kenapa sekarang tak berani?”
“pokoknya temani saja.”
“baiklah, tapi kau harus mentraktirku makan.”
“dasar gendut. Baiklah, setelah kita menemuinya ku traktir kau makan,Ndut.. hha”

Joe P.O.V
Semoga ia mau menerimaku lagi.
Aku sangat gugup mengatakannya.
“Joe.” Chasie berteriak dibelakangku.
Jantungku hampir lepas, sudah lama sekali aku tak mendengarnya memanggil namaku.
“hai Chasie.” Aku berusaha menyembunyikan rasa gugupku.
“ada sesuatu yang ingin kukatakan. Jason, bisakah kau tinggalkan kami berdua sebentar?” aku memulai pembicaraan.
“baiklah, tentu.” Jason menyahut. Lalu ia pergi beberapa langkah menjauhi kami.
“begini. Maafkan aku Chas. Aku bodoh telah menjauhimu selama setahun. Aku bodoh tak mempercayaimu. Aku bodoh tak ada disampingmu saat kau membutuhkanmu. Aku bodoh karna membuatmu mengangis.” Aku mengatakan semua yang kupendam.
“kau tak salah, tak perlu minta maaf. Akhirnya kau sadar kalau kau itu bodoh. Haha.” Chasie tertawa, sudah lama aku tak melihatnya tertawa seperti ini.
“aku menyayangimu Chas, bisakah kita ulang semuanya dari awal lagi?”
“mm…” Chasie yang duduk didepanku menundukkan kepalanya.
“chas? Tak apa jika kau tak menjawab sekarang.”
“baiklah akan ku jawab. Aku juga menyayangimu. Sejak dulu hingga sekarang, rasa itu tak berubah.”
“benarkah? Jadi kita bisa mengulang semuanya dari awal?”
“maaf, untuk itu aku tak bisa. Terlalu berat untuk memulai semuanya dari awal. Aku memang menyayangimu, tapi kau tak pernah ada saat aku membutuhkanmu. Kau tau aku sangat sakit mendengar kau menjauhiku karena kau percaya gossip itu. Hingga saat ini, aku belum bisa menghapus rasa kecewaku padamu. Sekali lagi aku minta maaf.”
“tapi Chas..”
“banyak wanita diluar sana yang berharap jadi kekasihmu, kenapa kau tak memilih salah satu dari mereka? Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang datang padamu.”Chasie memegang pundakku, dan tangan yang lain menyetuh pipiku.  Kurasakan tangannya yang lembut memegang pipiku.
“apa karena Jason? Kau menyukainya?” aku menggenggam tangannya dan menempelkan ke pipiku.
“tidak, belum. Kan sudah ku katakan aku menyayangimu. Hingga saat ini hanya kamu. Tapi tak menutup kemungkinan jika kesempatan untuk Jason memang ada.”
Aku tak dapat berkata banyak. Aku sudah menyia-nyiakannya. Orang yang sangat berarti untukku.
“jangan kecewa. Manfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang kau miliki. Jadikan semua ini pelajaran penting bagimu.”
“sudah selesai? Aku lelah menunggu? Jadi bagaimana? Kalian pacaran?” Jason datang menghampiriku dan Chasie.
“mau tau saja kau ini. Ayo kita makan. Aku sudah lapar Ndut. Kita makan Sushi ya.” Chasie menghampiri dan menggenggam tangan Jason.
Chasie berjalan meninggalkanku, lalu langkahnya terhenti dan ia kembali menghampiriku.
“aku menyayangimu Joe Lautner. Sangat .”ia berbisik ditelingaku, lalu berlari kecil menghampiri Jason. Tangannya menggenggam erat tangan Jason dan tersenyum dangan manis.
 “kami pergi dulu Joe.” Sapa Chasie dengan senyum yang benar-benar tulus.


THE END

The Story Of Us Chapter 2



NEXT CHAPTER
Chasie P.O.V
Aku ingin bertanya sesuatu. Jika kau terus-menerus memikirkan seseorang dan selalu berkhayal sesuatu yang indah bersamanya itu disebut apa? Aku selalu mengotak-atik ponselku, berharap mendapat pesan singkat darinya. Lalu tersenyum sendiri ketika membaca pesan itu. ketika ia tak kunjung membalas smsku aku akan berpikir kutelpon atau tidak. Jika ku telpon aku bingung apa yang akan kubicarakan, dan jika tidak ku telpon aku tak akan tau alasan kenapa ia tak membalas pesan dariku. Ahh …  Aku bisa menjadi orang gila kalau terus menerus begini. Baru kali ini aku membuka mata dan menyadari bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan cinta itu indah. Aku tak bisa berhenti mengaguminya, seburuk apapun dia, dia tetap terlihat sempurna. Sebodoh apapun Joe, ia tetap keren dimataku.

*Senior Acceleration High School
Joe menatap mataku, menarik tanganku dan membawaku ke sebuah tempat yang sangat indah. Hanya aku,dia dan burung-burung kecil yang menatap kami di balik ranting. Bunga-bunga bermekaran disekitar kami. Aku tak tau apakah ada tempat seindah ini di dunia nyata. Dan .. duar…
“hi, adik kecil. Kau sedang melamun rupanya. Kita pulang bersama ya.” Ia menghampiriku, membuyarkan lamunan indahku.
“ehh… hah? Apa?” aku masih setengah sadar dan tak yakin akan ucapannya, ini pasti masih bagian dari lamunanku. Tuhan tolong cepat bangunkan aku! Aku memukul-mukul kepalaku dengan pensil. Tapi semuanya nyata.  Joe benar-benar berdiri di sampngku.
“kau ini kenapa? Kita pulang bersama , ayo..” Ia membereskan buku-buku yang berserakan di mejaku, memasukkannya kedalam  tasku dan menarikku keluar.

Ku ingatkan, Itu tak hanya sekali.

Joe P.O.V
Chasie… oh… Chasie.. I can’t stop think about you.
Sudah hampir 5 bulan kami melakukan pendekatan dan aku masih tak bisa membaca bagaimana perasaan Chasie kepadaku. Ia selalu membalas sms yang kukirim dan memulai sms jika aku yang tak memulainya. Itu wajar. Memanggilku kakak, itu juga wajar karena ia memang lebih muda dariku. Selalu memberiku les privat setiap ada ulangan. Ia juga melakukan itu pada Jason dan yang lainnya, sangat wajar. Tak ada perlakuan khusus apapun.
Aku ingin mengatakan kalau aku menyukainya, tapi itu sangat berat. Bagaimana jika ia tak nyaman dan akan menjauhiku? Itu membuat jarak di antara kami semakin jauh. Aku masih perlu waktu. Pikirku.
“melamun lagi dude? Astaga. Kenapa kau tak tembak saja dia. Kau tau, dia menunggumu.” Jason menghampiriku,tersenyum lalu berlalu.
Mungkin Jason benar. Akan kupilih waktu yang tepat.
“ternyata benar. Kau menyukainya. Bodoh sekali kau.” Nessie menghampiriku ketika anak-anak yang lain sedang makan siang.
“mm… begitulah.”
“kau tak tau bagaimana kelakuannya? Maksudku kau tak tau kalau Chasie itu druger?”
“kalau kau ingin bercanda, ini tidak lucu.” Aku tersentak mendengar apa yang dikatakan Nessie, sungguh aku tak tau akan hal ini. Yang aku tau Chasie itu wanita lugu dan bersih.
“aku tak bercanda. Hampir semua anak dikelas ini tau, kemana saja kau?”
“apa ada bukti bahwa dia berbuat begitu?”
“ada, Thalia menemukan sebungkus obat didalam tasnya. Orang yang baik dari luar belum tentu baik didalamnya Joe.”
“terima kasih telah memberitahuku. Bisakah kau tinggalkan aku sendiri?” aku meminta Nessie untuk pergi. Aku benar-benar ingin sendiri saat ini.
Benarkah semua yang dikatakan Nessie? Benarkah Chasie begitu? Kenapa ia tak pernah bercerita padaku? Aku merasa telah ditipu olehnya mentah-mentah selama ini.
Kenapa Chasie setega itu padaku.

Chasie P.O.V
Joe bersikap aneh. Ia tak pernah menyapaku, tak pernah membalas pesan singkat yang kukirim padanya, seolah-olah aku tak pernah ada disekitarnya. Apa yang telah membuatnya berubah aneh seperti ini? Apakah ada perkataanku yang salah? Tidak, aku tak pernah mengatakan sesuatu yang membuatnya merasa tak nyaman. Kenapa sebenarnya dia?

Joe P.O.V
Mendiamkan Chasie seperti ini kurasa cukup untuk membuatnya menyadari kesalahannya padaku. Entah kenapa saat ini aku muak melihatnya. Semua hal tentangnya. Andai ia tau betapa sakitnya aku ditipu olehnya. Dibohongi hingga sejauh ini. Tak tau sampai kapan rasa sakit ini hilang, mungkin hingga saat aku tak bertemu Chasie barulah rasa sakit ini hilang.

Chasie P.O.V
1 tahun ia menganggapku tak ada dikelas ini. Apa sebenarnya yang salah? Terakhir kali bertemu ia masih baik-baik saja. Oh tuhan apa sebenarnya yang terjadi. Berikan aku sedikit penjelasan. Aku tak sanggup begini terus, jika aku memang membuat kesalahan tolong katakan saja Joe Lautner. Aku akan melakukan apapun untuk memohon maaf darimu. Tapi kau tak juga bicara!
“kau pasti terus memikirkannya kan?” Jason menghampiriku.
“apanya?”
“tak usah bohong. Kau pasti bertanya apa yang membuat Joe menjauhimu.”
“ya. 1 tahun aku memikirkannya. Aku tak pernah mendapatkan jawaban. Ini lebih rumit dari soal matematika Jasy.”
“baiklah. Tapi kau berjanji harus menjawab dengan jujur pertanyaanku.”
“tentu saja.”
“apa benar kau seorang drugger?” Jason memulai pertanyaannya.
“astaga , siapa yang berkata begitu. Demi tuhan aku tak pernah melakukannya. Jadi yang membuat Joe berubah karena ia mengira aku seorang drugger?”
“begitulah. Gossip dengan kencangnya berhembus, mengatakan kau adalah drugger. Berarti terjadi kesalah pahaman disini.”
“aku benar-benar tak menyangka ada yang setega itu.”
“ini sebenarnya rahasia Joe, tapi aku tak tega melihatmu. Kau harus tau kebenarannya, sebenarnya dia sangat menyayangimu Chas. Lebih dari yang kau tau. Dia ingin serius denganmu, tapi semuanya hancur semenjak kabar itu berhembus. Tahukah kau? Ia menyiapkan masak-masak cara untuk menyatakan cintanya padamu.”
“benarkah…” aku mendekap mulutku.
Tess…
Kenapa aku menangis?
Ayolah Chas, berhentilah menangis!
Air mata ini sangat menyebalkan, ia mengalir dengan deras hingga aku tak mampu membendungnya lagi.
“jangan menangis Chas.tak ada gunanya kau menangisinya. Kau tak bisa mengubah kenyataan dan menghentikan waktu.”Jason meletakkan tangannya dikedua pipiku lalu mengusap airmataku.
“kalau aku mengatakan yang sebenarnya pada Joe maukah kau berjanji untuk berhenti menangis?” ucap Jason sambil membenamkan wajahku ke dalam pelukannya.

Andai saja itu Joe.
Andai saja Joe menyeka airmataku saat aku menangis.
Andai saja Joe yang membantuku berdiri saat kanyataan membuatku terjatuh!

The Story Of Us #Chapter 1


FANFICTION
TITLE : THE STORY OF US
GENRE : ROMANTIC STORY
AUTHOR : ANY CULLEN
CAST :  
·         Taylor Swift as Chasie
·         Taylor Lautner as Joe
·         Zayn Malik as Jason
LENGTH : 2 CHAPTER
AUTHOR NOTE : cerita ini hanya karangan. Tak ada sangkut pautnya dengan siapapun di dunia nyata termasuk author . Jika kau merasa orang yang di dalam cerita itu kau, kau memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi Dude! Tak percaya? Baiklah kita lihat saja ceritanya!

CHAPTER 1
Chasie P.O.V
“aku tak ingin masuk kesekolah itu, Dad!”
“tapi itu satu-satunya cara agar kau bisa masuk ke universitas yang kau inginkan. Kau kan tau masuk ke Oxford itu tak mudah, dan papa rasa sekolah khusus percepatan ini akan membantumu. Mereka mempunyai misi yang bagus untuk meluluskan murid-muridnya ke universitas yang mereka inginkan. Kau itu pintar, akan sangat disayangkan jika aku tak mengambil jalan ini.” Papa menjelaskan panjang lebar kepadaku.
“but, bagaimana dengan SHS yang ingin kumasuki bersama teman-temanku Dad? Aku sudah membuat planning besar dengan mereka disana nanti.”
“terkadang untuk meraih sukses tak selamanya membutuhkan teman nak. Sudahlah , pokoknya kau harus kesana!”
“ahh..dad!” aku tak dapat berkata apa-apa lagi, aku berlari memasuki kamar dan membanting pintu kamarku keras-keras. Tak ada respon apapun dari ayahku, ayah memang kejam pada anak perempuan satu-satunya ini . Akhirnya aku hanya mengeluarkan airmataku dan berteriak sebisaku.


Joe P.O.V
Apa-apaan ini? SHS percepatan? What the hell! Selama di JHS mana pernah aku belajar sungguh-sungguh. Sekolah hanya tempat dimana aku menemukan kebebasan. No parent and banyak teman yang bisa di ajak bersenang-senang. Tapi ini…  aku akan berada di tengah-tengah kerumunan orang cupu, buku-buku pelajaran dan soal-soal. Sekolah dimulai pukul 7 pagi dan pulang jam 7 malam. 12 jam penuh disekolah, ini gila! Aku heran apa yang dipikirkan orang tuaku saat ini. Inikah cara mereka menghukumku atas tingkah nakalku selama ini? Jika ya mereka salah besar. Akan kubuktikan semua ini tak akan mengubahku dan semua kelakuanku.

Chasie P.O.V

Dark…
WELCOME TO ACCELERATION CLASS, GET YOUR DREAMS AND BEING NUMBER ONE

Huufftt, get your dreams? Salah besar!?!
Kenapa semuanya seperti ini? Aku berada dilingkungan yang tak seharusnya. Berada disini seolah-olah di neraka. Bayangkan saja kau itu tarsan yang tersesat di kota metropolitan U.S.A (kau bisa membayangkannya sendiri, tak perlu kujelaskan panjang lebar. Kau tau ini membuatku semakin kesal). Masa Senior High School yang seharusnya “The Funniest School for a life time” menjadi “The Darkness School for a life time”. Tak ada teman-teman yang selalu menemaniku saat aku bosan dan jenuh dengan pelajaran, mendengarkan semua keluhanku. Hey , anak yang pintar itu tak harus dicekoki oleh buku pelajaran, mereka juga perlu kehidupan lain. Semoga aku bisa bertahan disini tuhan. #my wish

Joe P.O.V
Aku benar kan? Kelas ini kumpulan orang cupu. Sangat tenang seolah-olah tak ada kehidupan. Mereka mengikuti semua yang diperintahkan dari guru. Tak ada keributan disini, semua ini membuatku sangat bosan. Tak ada yang sejalur denganku, kecuali aku yang membuat mereka bisa sejalur denganku. Hei, ide yang bagus Dude! Kenapa aku tak berpikir dari dulu. Baiklah , ayo kita mulai semuanya dari awal. Membuat semua disini menjadi sekolah yang benar-benar Real.

Chasie P.O.V
Sudah hampir seminggu berada di kelas ini. Tak ada sesuatu yang membuatku tertarik. Dan kali ini pelajaran Sastra, semua tak berani berbicara bahkan mengalihkan pandangan mereka dari LCD yang ada di depan kelas. Tentu saja tak berani jika gurunya lebih mirip Medusa, sangat galak!
Ms. Gennie berjalan mendekati tempat dudukku, aku semakin merinding. Apa yang salah? Gumamku dalam hati.
“Hei kau yang duduk dibelakang! Apa yang kau lakukan? Dengan santainya kau memutar-mutar buku itu seperti memutar bola basket, kau tak tau ilmu apa yang ada di dalamnya? Ayo maju kedepan, dan lakukan atraksi itu didepan teman-temanmu.” Suara Ms. Gennie menggelegar di seluruh ruangan kelas. Ia menunjuk seorang anak laki-laki yang duduk paling belakang.
Oh tuhan, anak itu pasti sudah gila!
Dia pun mengikuti instruksi dari Ms. Gennie. Dengan langkah gontai dan raut muka yang cukup menantang.
Setelah berdiri selama hampir 1 jam di depan kelas sambil memutar-mutar bukunya, ia dipersilakan kembali ke tempat duduknya. Aku tertawa terbahak-bahak melihat wajahnya ketika ia memutar-mutar buku, menjulurkan lidahnya dan menjulingkan matanya kearah Ms. Gennie ketika ia berpaling, seolah-olah ia sengaja melakukan semua itu tanpa rasa bersalah. Dan karena tawaku itu aku menjadi pusat perhatian seisi kelas termasuk Ms. Gennie.  Aku langsung menundukkan wajahku. Ngeri sekali rasanya menjadi pusat perhatian di kelas ini. “Awas kau anak brutal!” Gerutuku.  Tapi aku agak heran,ada apa dengan kelas ini? Tak ada yang tertawa melihat hal lucu seperti itu, memang aneh. Tesirat di benakku, ini kali pertama aku tertawa selama berada di kelas ini. Dan aku tertawa karena dia, si anak brutal.

Joe P.O.V
Sial !
Hari ini aku masuk kedalam perangkat si Medusa itu. Jari –jariku rasanya ingin patah memutar buku setebal 7cm selama 1 jam non stop. Ia memang sadis, sangat sadis. Semua murid menatapku, tapi hanya menatapku sekilas dan kemudian kembali mengerjakan soal-soal, hanya seorang gadis yang tertawa melihatku dan kemudian ia berhenti tertawa karena menjadi pusat perhatian kedua setelahku. Satu hal yang kusimpulkan dari kelas ini, mereka semua gila . Mereka tak memiliki urat tertawa kah? Aku sudah berkorban untuk masuk ke jaring Medusa untuk membuat sedikit keributan, tapi mereka hanya diam. Aku kalah telak ! Semua orang disini benar-benar aneh kecuali aku dan gadis itu. Ya ,gadis itu,aku lupa namanya , Chasssa… Chasss… ah ya, Chasie! Chasie Swift. Murid yang cukup pintar dikelas ini. Kupikir aku menemukan seseorang yang bisa diajak berteman di kelas ini.
“terima kasih telah menemaniku menjadi pusat perhatian di kelas itu” ucapku ketika menghampirinya usai pelajaran Ms. Gennie.
“oh, bukan apa-apa. Itu hal yang wajar kok. Tertawa , semua orang bisa melakukannya.” Jawabnya ramah
“tapi tidak dengan yang lain. Kau-tau-kan, mereka semua itu a-neh?” aku berusaha mengecilkan suaraku di bagian terakhir ini dam melirik ke sekitar kalau saja ada yang mendengar. Aku takut mereka akan tersinggung, tapi aku salah besar. Mereka semua sibuk dengan buku-buku yang ketebalan minimumnya 8 cm.
“mereka tak aneh. Hanya berkonsentrasi. Kau jangan langsung mengambil keputusan seperti itu jika kau tak tau.” Ia berdiri dari mejanya dan ingin pergi.
Sontak aku langsung berdiri didepannya, mencegah ia pergi.  Ia pun berhenti.
“baiklah. Anyway kita belum berkenalan. Kau Chasie Swift kan. Aku Joe Lautner” aku mengulurkan tanganku.
“kau sudah tau namaku bukan?” ia berjalan melewatiku dengan wajah tanpa ekspresi. Lalu berhenti dan menatapku.
“oh iya, lain kali jika kau ingin buat keributan di kelas carilah ide yang lebih kreatif sedikit. Untuk nyalimu kuberi 2 jempol. Dasar payah, ahaha..” Ia tertawa dan berjalan lagi keluar kelas.
Aku terpaku ditempat. Ia benar-benar cool. “Chasie Swift , wait me,”  gumamku.


Chasie P.O.V
Joe Lautner. Pandai di semua cabang olahraga tetapi bodoh disemua mata pelajaran. Aku heran orang sepertinya kenapa bisa masuk ke kelas ini. Ku lirik ia sekali lagi, Ia lumayan ganteng dan memiliki tubuh yang atletis. Dan yang paling indah darinya adalah senyumannya. Ahh.. kenapa aku terus memikirkannya. Aku tak henti menatapnya di balik buku-buku yang melindungi wajahku. Rupanya ia sadar  aku memperhatikannya dan ia tersenyum padaku. Aku hanya membenamkan wajah dengan pipi yang memerah di balik buku. Aku malu!

Joe P.O.V
Ini memasuki bulan ketigaku di kelas ini. Dan ternyata tidak terlalu buruk. Orang-orang di kelas ini ternyata tak sedingin yang kukira, mereka hanya tertekan. Sedikit pendekatan bisa membuat mereka lebih terbuka. Mereka itu kan pintar, mau-maunya di bodohi oleh diri mereka sendiri dan semua peraturan disini. Satu lagi yang membuatku tertarik, Chasie. Ia benar-benar nyaman untuk diajak share, orangnya juga asik. Aku merasa mulai menyukainya(lebih tepatnya sedikit mencintainya, baru sedikit. Karena kami baru kenal).
Jason datang menghampiriku saat aku sedang memandangi Chasie yang membaca di bangkunya.
“hei Dude, sedang apa kau? Kau memandanginya, Chasie. Wah gossip baru nih . sepertinya sang brutal di kelas ini…” belum sempat ia menyelesaikan celotehannya aku langsung membungkam mulutnya. Aku tak ingin Chasie tau kalau aku sedang mengamatinya. Dan Jason, ia benar-benar menyebalkan.
“kau ini…sssttt.. jangan ribut, kalau ia tahu aku sedang mengamatinya , akan ku luruskan rambut keritingmu itu!” Aku berbisik dan masih membungkam mulutnya. Ia menggigit tanganku, berusaha melepaskan tanganku yang menutup mulutnya.
“kau menyukainya.” Jason berbicara serius sambil merapikan rambut keritingnya, kali ini nada suaranya lebih pelan.
“entahlah.”
“kenapa kau tak dekati saja dia, kau itu tampan dude. Meskipun otakmu sangat payah.” Ia duduk disampingku dan ikut memperhatikan Chasie.
“benarkah? Aku ini tampan?”
“ Maksudku , apakah Chasie akan menyukaiku.?”
“kita tak akan tau jika tak dicoba Man!” ia melepaskan tinju ke bahuku dan kemudian berjalan keluar kelas.
Benar , kita tak akan tau jika tak dicoba.

Keegoisanmu, Sayang.


Tahukah kau bagaimana rasanya?
Dijadikan pelampiasan saat butuh,
Dijadikan pelarian saat sepi,
Saat dia yang kau agung-agungkan itu tak mampu bersamamu,kau datang padaku.
Itu artiku dimatamu bukan?
Bukan, bukan begitu.
Kau tidak menjadikanku pelarian,ataupun pelampiasan.
Kau menjadikanku permen karet.
Ya, permen karet. Setelah kau sudah kehilangan rasa manisnya, kau akan membuangnya.
Salahkah aku jika aku menuntut?
Egoiskah aku jika meminta hatimu?
Kau berkata aku egois.
Siapa yang lebih egois disini?
Secara sepihak memutuskan segalanya, secara sepihak membuatku berada disituasi seperti ini.
Aku sudah lelah bertahan dalam sakit.
Hatiku sudah tak sanggup lagi menerima semua dosa, semua kesalahanmu padaku.
Airmataku sudah tak terhitung untukmu.
Betapa kau menyakitiku untuk dia yang semu.
Kenapa harus hidupku yang kau korbankan untuk obsesimu?
Sadarlah sayang.
Lihat aku. . . aku yang sudah kau hancurkan sejauh ini. . bukan dia. . 

dibawah deras hujan


Senja itu ketika hujan turun. Semuanya mengubah hidupku.
Sebuah lubang besar menganga didalam hatiku.
Allah mengerti dengan menurunkan hujan ini, untuk menutupi semua airmataku yang jatuh.
Senja itu ia berkata semuanya.
Bahwa sudah tak ada lagi tempat dihatinya untukku.
Bahwa aku hanya kekhilafannya semata.
Bahwa aku bukanlah satu-satunya orang yang disayanginya.
Responku?
Tentu saja menangis.
Sekuat apapun aku menahan air mata ini, sekuat itu pula air mata ini memaksa untuk jatuh.
Terlintas dibenakku.
Sesulit itukah membuatnya menyayangiku seorang tanpa terbagi?
Sesulit itukah membuatnya luluh?
Sesulit itukah membuatnya sadar kalau aku bukanlah mainannya?
Sakit.
Sakit.
Sakit.
Dia hanya melihat yang lain – yg belum tentu selalu ada-
Dia hanya melihat yang lain, aku hanya siluet.
Dia hanya melihat yang lain dari sisi kesempurnaannya.
Dia hanya melihat yang lain yang belum ia kenal seutuhnya.
Itulah dia. Manusia yang kuberi segalanya.
Manusia yang kuanggap istimewa dan menganggapku mainan.
Manusia yang kupercaya mampu menjaga dan menjadikanku bahan kekhilafan.
Manusia yang dengan kukuhnya mempertahankan egonya dan lari dari masalah.
Tapi sudahlah. Aku tak bisa terus memaksa hidupnya.
Tak ada yang bisa kulakukan lagi untuk membuatnya mengerti.
Hanya berdoa untuknya yang bisa kulakukan.
Malam ini dibawah deras hujan ini, dengan lirih airmata kupanjatkan doa ini.
“sadarkan dia ya Allah, berilah ia jalan terbaik untuknya. Berilah ia kebahagiaan dengan pilihannya. Berikanlah hambamu ini kesabaran yang lebih untuk mampu menghadapi ujian sepertinya. Amin amin.”