Tahukah kau bagaimana rasanya?
Dijadikan pelampiasan saat butuh,
Dijadikan pelarian saat sepi,
Saat dia yang kau agung-agungkan itu tak mampu bersamamu,kau
datang padaku.
Itu artiku dimatamu bukan?
Bukan, bukan begitu.
Kau tidak menjadikanku pelarian,ataupun pelampiasan.
Kau menjadikanku permen karet.
Ya, permen karet. Setelah kau sudah kehilangan rasa
manisnya, kau akan membuangnya.
Salahkah aku jika aku menuntut?
Egoiskah aku jika meminta hatimu?
Kau berkata aku egois.
Siapa yang lebih egois disini?
Secara sepihak memutuskan segalanya, secara sepihak
membuatku berada disituasi seperti ini.
Aku sudah lelah bertahan dalam sakit.
Hatiku sudah tak sanggup lagi menerima semua dosa, semua
kesalahanmu padaku.
Airmataku sudah tak terhitung untukmu.
Betapa kau menyakitiku untuk dia yang semu.
Kenapa harus hidupku yang kau korbankan untuk obsesimu?
Sadarlah sayang.
Lihat aku. . . aku yang sudah kau hancurkan sejauh ini. .
bukan dia. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar